Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung sektor industri untuk dapat beraktivitas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Langkah ini guna menjaga produktivitas sektor industri agar dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, namun tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pabrik.
Guna mewujudkan hal tersebut, Kemenperin telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Perindustrian (SE Menperin) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.
“Implementasi SE Menperin 3/2021 ini sudah cukup bagus diterapkan oleh industri. Kami melihat di pabrik-pabrik sudah menerapkan aturan yang dianjurkan pemerintah, termasuk dilengkapi dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk screening yang sampai saat ini berjalan lancar,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis (26/8).
Selanjutnya, Kemenperin tengah melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan di sektor esensial, terutama yang berorientasi ekspor dan domestik serta padat karya. Pelaksanaan uji coba ini berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3, dan 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.
Perusahaan industri mengikuti uji coba dengan beroperasi dalam kapasitas 100% karyawan yang dibagi minimal menjadi dua shift.
Saat meninjau dua perusahaan industri pengolahan kayu dan furnitur di Tangerang, Selasa (24/8), Putu melihat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan pembagian jam kerja menjadi beberapa shift sehingga tidak terjadi kerumunan di lingkungan area pabrik.
Misalnya tercemin di PT. Sumber Graha Sejahtera, Balaraja, Tangerang, Banten.
“Pengaturan shift kerja sudah sangat baik, kemudian didukung juga dengan area pabrik yang sangat luas tetapi jumlah pekerja tidak terlalu banyak, sehingga ada ruang untuk tidak berdekatan,” ujar Putu.
Melalui penetapan protokol kesehatan di lingkungan pabrik dengan baik, karyawan di PT. Sumber Graha Sejahtera yang terinfeksi Covid-19 persentasenya sangat kecil, yaitu tidak sampai 3%. “Berdasarkan laporan dari perusahaan, dari 700 pekerja, hanya 20 orang yang terinveksi virus Corona,” lanjut Plt Dirjen Agro.
Penetapan protokol kesehatan yang ketat saat pandemi Covid-19 juga dilakukan PT. Gema Graha Sarana (VIVERE Group) di Sukaharja, Tangerang, Banten. Perusahaan yang sudah melakukan transformasi digital industri 4.0 serta menjadi salah satu pembicara pada seminar rangkaian perhelatan Hannover Messe 2021 beberapa waktu lalu ini sudah menerapkan 6M dan 3T yang merujuk pada SE Menperin Nomor 3 Tahun 2021. Produsen furnitur kelas premium ini sebagian besar produknya untuk pasar ekspor.
Dalam aturan tersebut, terdapat kewajiban penerapan protokol kesehatan yang mencakup 6M: memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan disinfektan, menjaga jarak, menjauhi dan mencegah terjadinya kerumunan, menghindari makan bersama, serta mengurangi pergerakan yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas pekerjaan.
Sedangkan 3T adalah pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Protokol kesehatan sudah sangat bagus, karena sudah melaksanakan anjuran yang ditetapkan pemerintah seperti melakukan screening terhadap pekerja, kemudian dilengkapi dengan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, sehingga lebih objektif,” jelasnya.
Selanjutnya, Putu juga mengimbau perusahaan agar selalu tertib melakukan pelaporan IOMKI yang dilakukan secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas (siinas.kemenperin.go.id).
Putu menyebutkan, Kemenperin juga mendorong percepatan vaksinasi bagi para pekerja industri. Melalui upaya tersebut, diharapkan produktivitas manufaktur nasional semakin meningkat, baik itu untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
“Di PT. Sumber Graha Sejahtera sudah dilaksanakan vaksinasi dengan bagus dan kalau kita lihat di perusahaan tersebut 98,1% pekerjanya sudah divaksinasi, kemudian di PT. Gema Graha Sarana sudah 97%,” papar Putu.
Plt Dirjen Agro menambahkan, dengan upaya menjaga produktivitas industri manufaktur melalui IOMKI, tercatat ekspor PT. Sumber Graha Sejahtera saat ini mampu meningkat hingga 20 persen. Sebelum pandemi, 50% dari produk-produknya dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk ekspor. Sedangkan ketika pandemi produknya 70 persen untuk ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri.
“Ini terjadi karena kegiatan industri di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan negara produsen lainnya terganggu akibat pandemi, sehingga kita bisa mengambil pasar ekspor dari negara-negara pesaing tersebut,” jelas Putu.
COO/Production Director PT. Sumber Graha Sejahtera, Rudiyanto Tan menyambut baik upaya pemerintah untuk terus mendukung produktivitas perusahaan-perusahaan industri pada saat pandemi, terutama yang beriorientasi ekspor.
“Melalui langkah-langkah yang dilakukan pemerintah terutama penerapan IOMKI, kami tetap bisa kompetitif di saat pandemi. Selain itu, beberapa tools yang dikeluarkan pemerintah juga memungkinkan kami dapat terus beroperasi, sehingga mampu terus bersaing dengan negara lain di pasar ekspor,” ungkapnya.
Sementara itu, CEO VIVERE Group Dedy Rochimat menyambut baik dukungan pemerintah agar kegiatan industri tetap berjalan pada saat masa pendemi Covid-19 disamping proses pengembangan kapasitas perusahaan yang berkelanjutan, sehingga produktivitas perusahaan bisa tetap terjaga.
“Tentunya pada saat seperti ini sangat penting mendapat dukungan dari pemerintah, karena situasi saat pandemi serba sulit. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan pelaku industri, situasi sulit ini dapat teratasi,” imbuhnya.