Jakarta – Perum Perhutani mendukung pelaksanaan implementasi peningkatan sinergi dan integrasi logistik ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Pelepasan Muatan Sinergi Pasar pengiriman produk Perhutani untuk ekspor non-kayu menuju Top Exporting Destination yang berkolaborasi dengan PosIND, Pelindo, KAI, DAMRI, dan SIER.
Acara ini merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan secara hybrid bersama dengan Kick Off program kerja Project Management Office (PMO) dan Launching Aggregator Logistik BUMN Global Logistic Indonesia (GLID) di Ballroom Gedung Menara Danareksa, Jakarta, beberapa waktu lalu.
GLID merupakan aggregator layanan logistik yang mengintegrasikan 9 Logistic Service Provider (LSP) BUMN di Indonesia.
GLID merupakan inisiatif bersama dari LSP BUMN untuk menurunkan biaya logistik, memaksimalkan potensi bisnis, dan pada akhirnya mampu menekan biaya logistik nasional.
Hadir dalam acara Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Sekretaris Menteri BUMN Rabin Indrajad Hattari, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, Direktur Komersial Perhutani Anggar Widiyatmoko, Direktur Utama PT Pos Indonesia sekaligus Ketua PMO Sinergi dan Integrasi Logistik BUMN Faizal Rochmad Djoemadi, serta jajaran direksi dari 9 BUMN Penyedia Logistik dan 5 BUMN Cargo Owner.
Dalam arahannya, Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa perlu ada kontinuitas implementasi percepatan peningkatan sinergi dan integrasi logistik.
Kartika juga menambahkan Kementerian BUMN kembali membentuk tim untuk percepatan dengan masa kerja satu tahun, agar sinergi logistik BUMN segera terwujud.
Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro menyampaikan bahwa Perhutani sangat membuka diri untuk berkolaborasi dengan pihak manapun sesuai dengan Visi Perhutani yaitu ‘Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan Berkelanjutan dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan’ serta sinergi yang terbentuk pada hari ini diharapkan dapat menjadi sinergi yang terbaik.
“Sebagai bagian dari ceremony hari ini, Perhutani mengekspor produk Gondorukem mutu WW sebanyak 2 Full Container Load (FCL) atau kurang lebih 38,4 ton dari Gudang gondorukem Perhutani KBM Industri Bukan Kayu Jawa Timur, Divisi Komersial Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Surabaya melalui Tanjung Perak Port menuju Karachi Port, Pakistan, sebagai bentuk dukungan dalam program ini,” terangnya.
“Semoga sinergi dan integrasi logistik ekosistem BUMN terus berjalan lancar dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” tambah Wahyu.