Surabaya – Peningkatan Nilai Rantai Pasok Global merangkak cukup pesat hingga 50% pada tahun 2007 dari 40% pada tahun 1990, setelah sebelumnya mengalami penurunan pasca krisis global keuangan pada tahun 2007 hingga 2008. Tentunya hal ini membawa dampak cukup baik bagi perekonomian Indonesia.
The Business 20 atau B20 merupakan grup jangkauan G20 yang di dalamnya terdiri dari perwakilan komunitas bisnis internasional.
Melalui forum komunitas global B20, Indonesia berkomitmen untuk menyatukan komunitas bisnis G20 dalam satu kesepakatan agar lebih kuat menuju inklusivitas, serta tangguh dan kolaboratif meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.
B20 yang diselenggarakan tahun 2022 mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger. B20 menjadi bagian dari rangkaian ajang G20 yang akan digelar November mendatang. Rangkaian acara B20 telah resmi dimulai melalui penyelenggaraan pertemuan awal di Jakarta pada 27-28 Januari 2022 lalu.
Shinta Wijaya Kamdani selaku Chairman B20 turut mengungkapkan rantai pasok global seringkali menghadapi disrupsi secara terus menerus dan berdampak negatif pada seluruh sektor bisnis pada ekonomi G20. Di sisi lain, komoditas rantai pasok global bisa saja mengalami keterbatasan akibat bencana alam dan kondisi geopolitik.
“Rantai pasok dan nilai global memiliki kesenjangan kemampuan antara perusahaan skala nasional dan dengan skala usaha kecil menengah, yang justru merupakan tulang punggung ekonomi G20,” jelas Shinta.
Forum B20 yang diselenggarakan pada tanggal 14 dan 15 September tahun 2022 juga memberikan perhatian khusus pada isu Global Value Chain (GVC), khususnya bagi perusahaan atau UMKM. Partisipasi dari rantai perusahaan atau UMKM mengalami pertumbuhan yang cepat, yaitu sebagian besar ekonomi dan bisnis menyumbang lebih dari 95% dari total jumlah perusahaan dan terdiri lebih dari 70% dan 50% dalam hal pekerjaan dan nilai tambah, masing-masing.
Terkait hal itu, Shinta mengharapkan melalui penyelenggaran B20 dapat mempromosikan ekosistem rantai pasok yang inklusif terutama pada model kemitraan bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Gerakan Global untuk menguatkan UMKM menjadi bagian dari rantai pasok nasional dan global di bawah dukungan dari pemerintah, bisnis, institusi keuangan dan lain sebagainya.
B20 menggelar forum kegiatan sampingan di Jawa Timur yang memfokuskan pada nilai rantai pasok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ajang B20 di Jawa Timur ini diselenggarakan empat hari yaitu 15-18 September tahun 2022 yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia meningkatkan rantai nilai dan rantai pasokan global.
Jawa Timur menjadi provinsi diselenggarakannya forum dialog B20 karena memiliki nilai tersendiri. Selama lebih dari dua abad, Jawa Timur telah menjadi pusat perdagangan yang signifikan baik secara domestik maupun internasional.
Emil Elestianto Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga membuka acara memberikan apresiasi dan kebangganya karena B20 diselenggarakan di Jawa Timur, tepatnya di Kota Surabaya.
“Saya menyatakan apesiasi karena Provinsi Jawa Timur tepatnya di Kota Surabaya menjadi host untuk kegiatan sampingan The Business 20 (B20). Temen-temen dari pelaku usaha Jatim telah berhasil menjadikan Surabaya dan Jatim yang merupakan provinsi dengan ekonomi terbesar kedua di Indonesia, sebagai bagian dari perjalanan menuju G20,” ujarnya.
Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah pelaksana acara karena potensi dan peranannya sebagai salah satu hub penting bagi perdagangan domestik dan internasional Indonesia semenjak berabad lalu.
Demikian juga pemilihan Hotel Majapahit yang bersejarah pun menurut Emil dipilih untuk menginspirasi para tamu undangan agar turut serta mengambil peran kepahlawanan bagi perekonomian Indonesia.
Dirinya juga berharap diskusi kali ini sungguh-sungguh dapat membantu peningkatan kapasitas Usaha Kecil Menengah (UKM) agar dapat bersaing di tengah ekonomi global.
“B20 merupakan forum diskusi yang sangat strategis, selanjutnya mudah-mudahan semua diskusi dan rekomendasi bisa kita susun dan digabungkan untuk disampaikan ke forum G20 Summit November nanti,” papar Emil.
Dukungan APINDO untuk UMKM
Penting bagi setiap pihak untuk memelihara usaha atau UMKM agar terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Ronald Walla selaku Ketua Bidang UMKM/IKM DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sekaligus Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk mengatakan bahwa APINDO mendorong pelaku UMKM IKM untuk terus memperluas akses pasar Indonesia ke seluruh dunia.
Menurutnya UMKM perlu lebih cepat tanggap dalam mengakses dan menciptakan pangsa pasarnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar. Dengan visi misi elaboratif dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), diharapkan tercipta ekonomi kerakyatan Indonesia yang mandiri.
Ronald juga mendukung para calon wirausahawan muda melalui Diplomat Success Challenge (DSC), yaitu program dan ekosistem kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Wismilak Foundation untuk mencari para wirausahawan dan calon wirausahawan agar mampu membawa perekonomian Indonesia bangkit lebih kuat.
Para wirausahawan yang diinkubasi melalui program DSC diharapkan mampu mengimplementasikan ide bisnisnya sehingga menjadi solusi bagi masyarakat, serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan mendorong roda perekonomian Indonesia.
Program kompetisi dan ekosistem kewirausahaan DSC sendiri telah memasuki tahun ke-13 pada tahun 2022 ini, sehingga selain ide bisnis, DSC juga sangat memperhatikan isu keberlanjutan yang selaras dengan prinsip triple bottom line yaitu profit, people, dan planet (3P).
“Seperti halnya nilai-nilai UMKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yaitu mau maju dan berkontribusi, integritas tinggi, dan bersama meraih sukses, maka melalui program DSC diharapkan kami dapat mengambil peran dan berkontribusi memperkuat ekosistem wirausaha nasional,” ujar Ronald.
Nantinya rangkaian acara B20 akan ditutup dengan pertemuan puncak pada tanggal 13-14 November 2022 di Bali.