Jakarta – Transformasi digital ekonomi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi pembahasan penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 2022 yang sedang diselenggarakan di Bali November ini.
PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), pionir penjaminan kredit di Indonesia, mendukung UMKM untuk melakukan transformasi digital dalam layanan agar skala usahanya meningkat sehingga berkontribusi terhadap penguatan ekonomi nasional.
Direktur Operasional dan Jaringan PT Jamkrindo Kadar Wisnuwarman menjelaskan, UMKM memiliki peranan yang krusial dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. Sebab, UMKM berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 61% dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97%.
Dengan potensi yang besar tersebut, Jamkrindo mendorong seluruh pelaku UMKM binaan untuk segera melakukan transformasi digital.
“Di tengah berkembang pesatnya pemanfaatan teknologi, transformasi digital merupakan suatu keharusan bagi para pelaku UMKM yang ingin meningkatkan skala usaha mereka,” kata Kadar, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, momentum KTT G20 menjadi penegasan komitmen Jamkrindo sebagai pemberi penjamin untuk mendukung pelaku UMKM bertransformasi dan masuk ke dalam ekosistem digital agar semakin mengoptimalkan peluang pasar serta meningkatkan penjualan.
Pemerintah menargetkan sebanyak 20 juta pelaku UMKM yang onboarding digital pada akhir tahun 2022. Selanjutnya meningkat menjadi 24 juta pada 2023, hingga 30 juta pelaku UMKM go digital pada 2024. Adapun potensi pertumbuhan ekonomi digital mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030 atau tumbuh 8 kali lipat dibandingkan pada 2020.
Kadar menambahkan Jamkrindo konsisten melakukan pembinaan dalam pemanfaatan digitalisasi, seperti optimalisasi media sosial, branding, memperluas marketing dengan e-commerce, pencatatan laporan keuangan menggunakan aplikasi, peningkatan kualitas produk dan banyak program lainnya.
“Jamkrindo melakukan serangkaian aktivitas tersebut karena melihat kondisi di lapangan bahwa tingkat literasi digital secara rata-rata relatif rendah. Kami percaya misi besar pemerintah dapat tercapai dengan kolaborasi aktif seluruh pemangku kepentingan untuk memajukan sektor UMKM menuju go digital,” kata Kadar.
Seiring bertumbuhnya ekonomi digital dan implementasi industri 4.0, Jamkrindo telah menghadirkan berbagai transformasi dalam bisnisnya melalui teknologi informasi yang tepat guna, sehingga berbagai kerja sama dengan para mitra UMKM dan perbankan atau lembaga keuangan lainnya dapat dilakukan secara online, baik host to host, menggunakan web service, maupun aplikasi lainnya seperti Jamkrindo Online Suretyship (JOS).
Selain itu, pengembangan platform UMKMLayak melalui umkmlayak.co.id untuk program pemberdayaan dapat menjadi jembatan yang mempertemukan mitra dengan lembaga keuangan.
Dalam perekonomian nasional, Jamkrindo memiliki peran strategis untuk menjembatani UMKM feasible memperoleh akses pembiayaan.
Kehadiran Jamkrindo dalam hal ini membantu pelaku UMKM yang mengalami kesulitan ketiadaan atau kekurangan agunan agar dapat memperoleh fasilitas pembiayaan.
Dengan adanya jaminan kredit dari Jamkrindo, maka UMKM yang feasible namun belum bankable dapat mengakses pembiayaan yang dibutuhkan. Hingga September 2022, Jamkrindo mencatatkan kenaikan volume penjaminan sebesar 31 % menjadi Rp 220,36 triliun. Adapun Jumlah UMKM yang dijamin ialah sebanyak 7.58 juta UMKM.
“Kami percaya, dengan transformasi layanan menjadi digital, akan semakin memudahkan bagi para pelaku UMKM dan mitra lainnya untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka. Jamkrindo akan te merespon perkembangan teknologi dengan menghadirkan berbagai inovasi dalam produk dan layanan,” tutup Kadar.