JurnalIndustry.com – Jepang – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mempererat kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung peningkatan investasi dan perluasan ekspor produk industri Tanah Air.
Dalam rangkaian lawatan ke Jepang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga melakukan pertemuan dengan Gubernur Prefektur Aichi Mr. Hideaki Omura. Aichi merupakan prefektur pusat industri manufaktur di Jepang.
“Pertemuan kami dengan Gubernur Omura bertujuan untuk mengundang perusahaan-perusahaan industri yang berbasis di Aichi untuk berinvestasi dalam bentuk pembangunan pabrik baru maupun pusat R&D di Indonesia. Kami juga menawarkan insentif khusus bagi investasi-investasi tersebut,” jelas Menperin di Nagoya, Jepang, Senin (27/6).
Dalam pertemuan tersebut, juga hadir Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang merangkap Negara Federasi Mikronesia Heri Akhmadi.
Di tahun 2021, nilai investasi asal Jepang di Indonesia mencapai USD1,7 Miliar. Jumlah proyek investasi dari perusahaan industri asal Jepang juga meningkat sebesar 34%, dari 3.646 proyek di tahun 2017 menjadi 5.579 proyek pada 2021. Investasi terbesar Jepang di Indonesia antara lain terdapat di industri kendaraan bermotor, industri logam, elektronik, serta industri instrument medical precision dan optik.
Menperin menjelaskan, sejak tahun 1977 hingga sekarang, Aichi mempertahankan posisi sebagai prefektur pengekspor produk manufaktur terbesar di Jepang. Ekspor terbesar Aichi didukung oleh sektor industri otomotif dan antariksa, serta merupakan pusat konsentrasi industri otomotif dan pendukung otomotif terbesar di dunia.
Sebanyak 255 perusahaan industri dari Aichi berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor otomotif. Jumlah ini merupakan sekitar 40% dari keseluruhan perusahaan Jepang yang berinvestasi di Tanah Air.
Dengan skala industri yang besar, di Aichi juga terdapat banyak pusat R&D untuk industri manufaktur, baik yang dikelola oleh organisasi publik maupun perusahaan-perusahaan swasta.
“Kami mendorong agar pusat-pusat R&D dapat memperluas operasinya di Indonesia sehingga dapat terjadi transfer teknologi yang juga akan mendukung pengembangan perusahaan industri asal Jepang di Indonesia,” jelas Menperin.
Menperin menjelaskan kepada Gubernur Omura keunggulan investasi di Indonesia, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan memiliki kapabilitas untuk mengerjakan proyek-proyek R&D. Selanjutnya, ketersediaan bahan baku yang memadai dan dapat mendukung rantai suplai untuk investasi-investasi baru.
Yang tidak kalah pentingnya, Menperin juga menyampaikan keinginannya untuk memperluas pasar bagi perusahaan industri asal Indonesia, sehingga dapat menjadi bagian dari supply chain perusahaan-perusahaan manufaktur di Aichi.
Menurutnya, perusahaan manufaktur asal Aichi dapat memanfaatkan peluang investasi yang terbuka lebar di sektor industri superchip, keramik dan bahan bangunan, teknologi berbasis industri 4.0, serta produksi permesinan.
Menperin juga menyampaikan bahwa terdapat banyak kawasan industri di Indonesia yang siap menampung investasi dari perusahaan-perusahaan tersebut.
“Kami juga telah memiliki usulan kawasan-kawasan industri yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik perusahaan manufaktur asal Jepang,” ujarnya.
Karenanya, perlu dilakukan penjajakan kerja sama antara Prefektur Aichi dengan Provinsi Jawa Barat.
“Pasalnya, Jawa Barat juga merupakan pusat industri otomotif di Indonesia dan potensi kawasan industrinya masih sangat prospektif,” imbuh Menperin.
Gubernur Prefektur Aichi Mr. Hideaki Omura mendorong perusahaan industri asal Aichi untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia.
“Indonesia merupakan mitra yang strategis dan penting bagi Jepang, khususnya bagi Prefektur Aichi. Untuk itu, kami meminta dukungan pemerintah Indonesia, khususnya Kemenperin, terkait kemudahan berusaha bagi perusahaan-perusahaan industri asal Jepang,” ujarnya.