Jakarta – OXO Group Indonesia, perusahaan pengembangan dan manajemen properti butik yang berbasis di Bali, memberikan pemutkahiran informasi korporasi terkait proyek terbarunya.
OXO Group Indonesia mengumumkan kolaborasi terbarunya bersama Alexis Dornier dalam mengembangkan OXO The Residences, proyek hunian senilai Rp500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali.
Founder dan CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck menuturkan, OXO The Residences akan menjadi game changer dan menetapkan standar baru dalam industri properti Neo Luxury di Bali.
“Setiap proyek hunian yang kami kerjakan harus memiliki standar internasional dan bisa diterima, bukan hanya oleh pasar domestik, namun juga pasar global,” ungkapnya.
OXO The Residences akan menampilkan 40 unit vila bergaya neo luxury di atas lahan seluas 2 hektare yang dilengkapi dengan fasilitas komunal bagi para penghuninya.
Dengan luas bangunan mulai 182 meter persegi hingga 286 meter persegi, OXO The Residences bakal memikat konsumen lokal maupun internasional dengan harga mulai dari Rp7,5 miliar.
Untuk proyek terbarunya ini, OXO Group Indonesia menargetkan 80% pembeli domestik, sementara 20% dari mancanegara.
Sementara itu, Alexis Dornier, desainer arsitektur yang merancang OXO The Residences juga mengungkapkan visinya atas hasil kreasinya tersebut.
“Kami ingin menghadirkan sebuah desain arsitektur yang sederhana namun ikonik pada saat yang bersamaan. Arsitektur bangunan yang menyatu dengan alam dan budaya pulau Bali serta area perkampungan sekitar,” terang Alexis.
Dia menjelaskan, elemen yang digunakan juga harus mewakili identitas Pulau Bali, melalui alam sekitar dan material lokal, seperti batu bata yang dapat dengan mudah kita temukan di kawasan Tabanan, termasuk bebatuan vulkanik.
Menurutnya, Tabanan, Bali, selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batu bata press dan batu padas yang banyak digunakan sebagai material bangunan rumah di kawasan tersebut.
Melalui OXO The Residences, tutur Alexis Dornier, pihaknya ingin menyampaikan sebuah pernyataan gaya desain arsitektur yang mudah untuk dipahami sekaligus mendefinisi ulang arti kenyamanan dan kemewahan.
“Alasan mendasar mengapa kolaborasi antara OXO dengan studio kami ini bisa berjalan secara alami, karena kami memiliki pemahaman fundamental yang sama dalam hal membangun properti, yaitu prinsip-prinsip keberlanjutan. Semakin sedikit kita membangun, semakin baik,” tutup Alexis.
Alexis Dornier selama 10 tahun terakhir telah berkembang menjadi perusahaan jasa arsitektur dan desain dengan layanan lengkap. Lahir di Jerman, Alexis dibesarkan di lingkungan yang akrab dengan kreativitas dan teknik.
Setelah mempelajari seni arsitektur di Universitas Seni Berlin, Alexis pindah ke New York untuk bekerja sebagai desainer arsitektur untuk Asymptote Architecture, OMA-NY dan Rex pada rentang 2004 – 2007.
Pencarian desain yang inovatif, berkesan, namun bijaksana sambil merujuk pada sejarah arsitektur, konteks lokal, dan budaya bangunan merupakan karakter khas dari rancangan karya Alexis Dornier.
Sejak awal tahun 2015, produk properti dan pengalaman OXO Group dikenal memiliki standar tanpa kompromi, desain cerdas, layanan premium, dan mengedepankan prinsip berkelanjutan (sustainability).
Saat ini, OXO Group Indonesia telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
OXO Group Indonesia adalah perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO Group dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang.