JurnalIndustry.com – Surakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia resmi membuka Pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20/ 2nd Meeting TIIWG G20 di Kota Surakarta, Jawa Tengah pagi ini (6/7).
Pertemuan ini akan membahas 3 (tiga) isu utama, yaitu Reformasi WTO (World Trade Organization); Respon Perdagangan, Investasi, dan Industri terhadap Pandemi dan Arsitektur Kesehatan Global; serta Mendorong Investasi Berkelanjutan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Global.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa agenda terpenting dalam pertemuan ini adalah bagaimana memastikan terselenggaranya perdagangan yang adil, industri yang menjawab permasalahan kesehatan di tengah pandemi, dan mendorong investasi berkelanjutan.
Bahlil menekankan bahwa sektor perdagangan, investasi dan industri merupakan faktor-faktor utama
yang berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi global.
“Rangkaian pertemuan kali ini kita harapkan dapat menghasilkan manfaat bagi pemulihan ekonomi dunia serta merumuskan agenda dan kebijakan tata kelola pembangunan internasional yang lebih kokoh. Forum ini juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan perhatian kuat pada investasi yang menciptakan nilai tambah, kolaborasi sektor UMKM, dan mendorong ekonomi digital sebagai motor baru ekonomi,” ujar Bahlil.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar juga percaya bahwa adanya TIIWG dapat memberikan solusi konkret yang memberikan manfaat bagi seluruh negara.
Menurutnya, negara-negara anggota G20 perlu bekerja bersama dalam mengidentifikasi, menangani, dan memitigasi berbagai tantangan yang sedang dihadapi serta tantangan geopolitik yang terus meningkat.
“Kita perlu mengubah cara pandang dari sekedar meningkatkan perdagangan dan investasi, menjadi bagaimana perdagangan dan investasi dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan juga peningkatan kapasitas. Hal ini juga berarti kita perlu mengembangkan penelitian dan pengembangan (litbang), serta dukungan terhadap UMKM untuk jaringan pasokan lokal,” ungkap Mahendra.
Pertemuan Kedua TIIWG G20 ini dihadiri oleh 111 perwakilan dari negara delegasi G20, negara undangan, dan organisasi internasional baik secara langsung maupun virtual. Adapun perwakilan delegasi negara G20 yang hadir secara fisik yaitu Australia, Argentina, Kanada, Jerman, Inggris, Arab Saudi, Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat, Italia, Rusia, India, dan Perancis.
Sedangkan, delegasi negara G20 yang hadir secara virtual yaitu perwakilan dari Meksiko, Korea Selatan, Brasil, Turki, Afrika Selatan, dan R.R. Tiongkok.
Selain itu, perwakilan dari negara yang diundang, seperti Belanda, Swiss, Singapura, Fiji, Persatuan Emirat Arab (PEA), Selandia Baru, Kamboja, Rwanda, Spanyol, Belize, dan Senegal; serta perwakilan organisasi internasional, yaitu UNCTAD, OECD, ERIA, UNIDO, ITC, WTO, UNESCAP, dan World Bank.