Karawang – Investasi sektor manufaktur di tanah air terus tumbuh, salah satunya pada sektor industri elektronik dan produk rumah tangga.
PT Sharp Electronics Indonesia (PT SEID) merealisasikan investasi sebesar Rp640,2 miliar untuk lini produksi AC dengan kapasitas sebesar 1,2 Juta unit per tahun. Investasi tersebut diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, realisasi investasi dari PT SEID merupakan salah satu upaya dalam rangka pendalaman struktur di sektor industri elektronika.
Saat ini, katanya, impor produk elektronika sebesar 25,25 Miliar USD. AC merupakan salah satu produk dengan nilai impor sangat tinggi, yaitu 495 Juta USD.
Sebagai upaya untuk mengurangi impor produk elektronika tersebut, pemerintah mendorong dilakukannya substitusi impor. Dalam rangka pencapaian target substitusi impor dan menjaga iklim usaha investasi yang dilakukan industri elektronika, pengendalian impor sektor perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan suplai di dalam negeri.
“Realisasi investasi tersebut sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sangat serius melakukan pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) saat peletakan batu pertama lini produksi AC PT Sharp Electronics Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/2).
Menperin juga menuturkan, dengan pengalaman Sharp di Indonesia sejak tahun 1970, perusahaan tersebut bisa menjadi pionir champion dalam memanfaatkan dan menyerap secara maksimal bahan baku yang telah tersedia.
“Strategi tersebut ditargetkan dapat meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Sharp di Indonesia dan optimalisasi industri bahan baku nasional juga tercapai,” ujar Menperin.
Selain itu, komponen AC juga cukup besar kontribusinya terhadap impor komponen, dengan total nilai impor komponen elektronika sebesar 13,1 Miliar USD. Salah satu komponen penting pada produk AC adalah kompresor dan Indonesia belum memiliki industrinya.
Karena itu, Kemenperin juga terus mengupayakan agar produsen AC seperti Sharp dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan komponen AC terutama yang belum diproduksi di dalam negeri.
“Saya yakin market Indonesia cukup menarik. Untuk itu saya berpesan kepada Sharp agar mempertimbangkan investasi kompresor atau mengajak mitra yang selama ini memasok agar berinvestasi di Indonesia,” sebut Menperin.
Kementerian Perindustrian juga mendorong untuk memaksimalkan penggunaan komponen pendukung yang sudah ada di Indonesia seperti baja, tembaga, plastik, dan lainnya agar utilitas industri tersebut dapat diserap secara optimal.
Pada tahun 2019, PT SEID telah memindahkan produksi mesin cuci full-auto top loading dari Thailand ke Indonesia. Hal tersebut menunjukkan kontribusi Sharp dalam upaya meningkatkan trade balance produk elektronika Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran direksi Sharp, karena telah mendukung upaya pemerintah mendorong pendalaman struktur industri elektronika dengan terus menambah fasilitas produksi dan diversifikasi produk untuk mengisi pasar dalam negeri dan mampu bersaing di tingkat internasional. Saya berharap peningkatan investasi dapat terus dilakukan,” tutup Menperin.