Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sukses menyelenggarakan Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada berbagai pihak dan pemangku kebijakan yang berperan aktif dalam memajukan pengembangan industri halal di Indonesia.
“Keterlibatan multistakeholder pada kegiatan IHYA 2021 ini menjadi sangat penting dan momentum yang baik, karena menggambarkan bahwa IHYA sebagai kegiatan kolaboratif dari semua pihak. Bukan hanya kegiatan Kemenperin semata,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Dody Widodo di Jakarta, Rabu (22/12).
Menurut Dody, pengembangan industri halal di Indonesia memerlukan kolaborasi dan sinergi antara semua pemangku kepentingan terkait untuk menciptakan ekosistem pendukung tumbuh kembangnya industri halal nasional.
“Ekosistem tersebut mendorong tumbuhnya ekonomi syariah dan industri halal nasional, yang dapat memacu pembentukan industri halal maupun kawasan industri halal baru,” tuturnya.
Ia menjelaskan, penamaan kegiatan IHYA tersebut, terinspirasi dari salah satu kitab fenomenal karangan Imam Al-Ghazali, yaitu Ihya Ulumuddin atau Al-Ihya.
“Secara bahasa, Ihya’ Ulumuddin berarti menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Kemenperin berharap, dapat ikut memperkuat ekosistem ekonomi syariah pada umumnya, dan industri halal khususnya melalui ajang penghargaan ini,” ujarnya.
Pada Penghargaan IHYA 2021, Kemenperin memberikan apresiasi kepada Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin selaku tokoh penggerak dan inisiator Ekonomi Syariah, termasuk di dalamnya pengembangan industri halal. Dalam kesempatan tersebut, Wapres memberikan 14 penghargaan dari tujuh kategori yang dinilai dalam ajang IHYA 2021 serta satu penghargaan Best of the Best.
Ketujuh kategori tersebut, yang pertama adalah Best Halal Innovation, diberikan kepada berbagai pihak yang melakukan inovasi di bidang halal, baik secara individu, kelompok, lembaga, maupun perusahaan industri.
Kedua, Best Social Impact Initiative, diberikan kepada kelompok dan perusahaan yang berperan besar dalam pengembangan Industri Halal, baik pada zona lokal, daerah, maupun nasional dengan mengalokasikan secara khusus penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau sumber pendanaan lainnya.
Ketiga, Best Halal Supply Chain, diberikan kepada perusahaan industri yang secara konsisten mampu memastikan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang halal, thoyyib, dan mampu tertelusur.
Keempat, Best Small and Medium Enterprise, diberikan kepada perusahaan industri kategori kecil dan menengah yang secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya.
Kelima, Best Halal Industrial Estate, diberikan kepada perusahaan Kawasan Industri yang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Kawasan Industri Halal.
Keenam, Best Export Expansion, diberikan kepada perusahaan industri yang menunjukkan kinerja ekspor produk halal yang luar biasa. Dan, ketujuh, Best Halal Program Support yang diberikan kepada institusi yang memberikan dukungan terhadap tumbuhnya industri halal nasional.
Serangkaian kegiatan telah dilakukan mulai dari peluncuran resmi IHYA pada 22 September 2021, kemudian diikuti kegiatan sosialisasi di beberapa kota, antara lain di Jakarta, Tangerang, Surabaya dan Makassar, hingga mampu terkumpul sebanyak 145 peserta.
Adapun proses penjurian IHYA 2021 melibatkan juri dari kalangan pembina sektor, Kementerian dan Lembaga terkait, akademisi, organisasi masyarakat, dan perguruan tinggi islam.
Kemenperin berharap kegiatan IHYA 2021 dapat menjadi langkah awal bersama dalam rangka membangun ekosistem industri halal nasional, menaikkan reputasi industri lokal dan meningkatkan daya saing industri nasional di tingkat global.
Usai pelaksanaan puncak acara IHYA 2021 pada 18 Desember lalu, Kemenperin akan melanjutkan dengan program-program kampanye dan promosi halal di Indonesia dan di tingkat global untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai “Pusat Industri Halal Dunia, Indonesia Sehat dan Ekonomi Kuat”.