Jurnalindustry.com – Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengajak mahasiswa baru Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) untuk mempersiapkan diri menjadi generasi unggul yang mampu merebut peluang di tengah persaingan industri global. Ajakan ini disampaikan pada saat memberikan kuliah umum di kampus PILM, Sulawesi Tengah, Rabu (13/8).
Dalam paparannya, Faisol menegaskan bahwa kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemajuan industrinya. Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China yang perekonomiannya tumbuh pesat berkat basis industri yang kuat.
“Untuk menjadi negara maju, syarat utamanya adalah industrinya harus maju,” ujarnya di hadapan para mahasiswa baru.
Merujuk data BPS, sektor industri manufaktur masih konsiten menjadi sumber utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tercemin dari kontribusi industri pengolahan nonmigas sebesar 16,92 persen pada kuartal II tahun 2025, naik dibandingkan capaian pada kuartal II-2024 sebesar 16,72 persen.
Bahkan, industri pengolahan nonmigas pada triwulan II tahun 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,60 persen (year-on-year) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,12 persen.
Faisol menyampaikan, Indonesia memiliki modal besar berupa kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Namun potensi ini akan memberikan manfaat maksimal jika dikelola oleh SDM yang kompeten dengan menguasai teknologi, memiliki inovasi, dan berkarakter kuat.
“Inilah tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda, khususnya mahasiswa PILM, untuk menjadi bagian penting dalam pembangunan industri nasional,” tuturnya,
Keunggulan mahasiswa PILM, lanjut Faisol, adalah lokasi kampus yang berdampingan langsung dengan kawasan industri. Kedekatan ini memberi kesempatan besar bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktik yang relevan dan memahami proses industri secara langsung, sesuatu yang tidak semua perguruan tinggi miliki.
“Saya pesan kepada adik-adik untuk terus belajar, menempa diri, baik teori maupun praktik, karena lapangan kerjanya sudah ada,” tegasnya.
Wamenperin juga memaparkan bahwa Kementerian Perindustrian telah memiliki peta jalan dalam pembangunan industri nasional, yang salah satu fokusnya pada pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi serta link and match dengan industri.
“Program ini dirancang agar sejalan dengan kebutuhan dunia industri, sehingga lulusan politeknik di lingkungan Kemenperin dapat langsung terserap di dunia kerja dan memiliki daya saing di tingkat global,” imbuhnya.
Faisol berharap kepada para mahasiswa baru di PILM tidak hanya melihat perkuliahan sebagai rutinitas akademik, tetapi juga sebagai tahap pembentukan diri menjadi profesional industri yang tangguh, berwawasan luas, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Indonesia membutuhkan generasi yang siap menjadi pemain global, bukan hanya penonton di era industri modern,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menyampaikan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah di Morowali dan sejumlah perusahaan di kawasan IMIP dalam rangka mengembangan SDM industri yang kompeten melalui peran PILM.
“Dengan dukungan semua pihak, ketersediaan kekayaan sumber daya alam, dan peluang belajar yang strategis di PILM, kami optimistis para mahasiswa di PILM dapat menjadi motor penggerak kemajuan industri nasional menuju visi Indonesia sebagai negara industri yang maju dan berdaya saing tinggi,” paparnya.
Masrokhan menyebutkan, setiap angkatan, para lulusan D3 PILM telah menyentuh angka serapan kerja di industri lebih dari 80 persen, sementara sisanya masih dalam proses perekrutan dan ada juga yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“PILM merupakan aset penting bagi pendidikan vokasi di wilayah timur Indonesia, karena didukung sarana dan prasarana yang lengkap, tenaga pengajar yang profesional, dan lembaganya dikelola dengan baik,” jelasnya.
Saat ini, PILM memiliki tiga program studi Diploma 3 (D3) yang relevan dengan kebutuhan industri logam, yakni Teknik Kimia Mineral, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Perawatan Mesin.
“Ketiga program studi ini mencerminkan orientasi vokasi yang kuat, memadukan teori, praktik, dan relevansi dengan kebutuhan dunia industri saat ini,” pungkasnya.