Majalaya- Sarung Majalaya, produk hasil industri tekstil utama daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) yang sempat populer di seluruh Indonesia, serta beberapa negara Asia, diharapkan terus memperkuat eksistensinya di era digitalisasi.
Untuk itu Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) meminta, para perajin sarung yang menjadi bagian dari industri tekstil ini, bisa kembali menangkap potensi pasar tersebut.
Salah satu upayanya yaitu dengan melakukan berbagai inovasi, sehingga produk sarung yang hanya ada di Indonesia ini, bisa semakin diminati konsumen global.
Asisten Deputi (Asdep) Pembiayaan dan Investasi UKM Kemenkop UMKM Temmy Satya Permana menambahkan, perajin sarung yang berada dalam naungan Forum UMKM Nuswantara (FUN) ini bisa menginisiasi agar produk sarung UMKM Majalaya masuk ke marketplace yang lebih besar lagi.
“Tentunya dengan kualitas yang baik, artinya nyaman dipakai dan memiliki banyak corak. Sama seperti batik, diharapkan sarung bisa terus mendunia,” ujar Temmy dalam acara Festival Sarung Majalaya, di Majalaya, Bandung, Jabar (12/3).
Diketahui festival tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Koperasi Prov Jabar Kusmana Hartadji, Direktur Ekonomi Syariah Ikopin University Wawan Lalu Setiawan, dan berbagai komunitas maupun pegiat UMKM seperti HIPMI, Republik Bikers Indonesia, serta komunitas-komunitas textil serta seni dan tradisi lainnya.
Saat ini KemenKopUKM, sambungnya, mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dengan Dinas UMKM di kabupaten/kota maupun provinsi. Menurutnya, kolaborasi menjadi faktor pendukung yang juga sangat penting. Selain itu juga dilakukan pendekatan industri tekstil sarung ini melalui sistem klaster.
Temmy menegaskan, suatu produk bisa sustain jika dicintai penduduk aslinya.
“Sejauh mana masyarakat Majalaya sendiri mencintai sarung. Jangan bermimpi kalau Sarung Majalaya bisa dicinta masyarat luas bahkan dunia, kalau masyarakat sendiri tidak memakai dan mencintainya,” imbuhnya.
Tak hanya itu, konsep agregasi dan standarisasi mutu untuk selalu ditingkatkan. “Sehingga orang yang datang ke Majalaya sudah memiliki kualitas yang sama. Ke depan akan tercipta sarung Majalaya yang tercertified,” ungkap Temmy.
Sarung Majalaya merupakan produk kreativitas lokal yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Majalaya, Jawa Barat dan bangsa Indonesia. Corak, motif, dan warna berbeda dari hasil karya Sarung memiliki filosofi-filosofi tinggi yang dapat menjadi identitas dan brand lokal.
Sarung Majalaya adalah hasil industri tekstil utama Majalaya yang sempat populer di seluruh Indonesia serta beberapa negara Asia. Variasi sarung poléng Majalaya beragam, mulai dari poléng camat, poléng haji, poléng totog, poléng bolégbag, poléng taliktik, hingga poléng namicalung.
Menyoal ini, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, digelarnya Festival Sarung Majalaya ini, sebagai bentuk apresiasi kebudayaan dengan sikap menghargai hasil karya dan produksi lokal.
“Kita bangga dengan produk sarung dari berbagai daerah sebagai kekayaan budaya bangsa, yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia,” kata Menteri Teten dalam sambutan tertulisnya.
Sarung, juga menjadi salah satu produk kreatif yang memiliki daya tarik untuk dikembangkan karena potensi bangsa Indonesia sebagai produsen dan konsumen. Dikatakan Menteri Teten, hal itu menjadi peluang pasar global juga masih sangat terbuka. Hal ini berarti dapat ikut serta mengembangkan perekonomian bangsa.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi Prov Jabar Kusmana Hartadji berharap, perkembangan sarung di Majalaya membuatnya semakin di kenal secara nasional maupun internasional.
“Bersama dengan berbagai pihak, kami sudah mengkolaborasikan kain sarung Majalaya untuk dipamerkan dalam sejumlah even yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi UKM dan Indag Kabupaten Bandung,” ujarmya.
Selanjutnya juga diharapkan kain sarung Majalaya bisa terus sosialisasikan, agar kain sarung diangkat dengan desain yang lebih umum dan luas, diterima oleh semua kalangan masyarakat.