Jurnalindustry.com – Jakarta – Siapa bilang tambang hanya soal menggali bumi? Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) membuktikan bahwa tambang justru bisa menjadi motor pembangunan berkelanjutan yang menjaga alam sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis, MIND ID menjadikan keberlanjutan sebagai fondasi utama dalam setiap tahap kegiatan—mulai dari pra-tambang hingga pascatambang.
Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menegaskan bahwa perusahaan terus mengintegrasikan praktik keberlanjutan secara menyeluruh dalam proses bisnis.
“Implementasi proses bisnis yang berlandaskan keberlanjutan adalah langkah strategis jangka panjang dalam membangun peradaban. Kami memastikan kegiatan tambang memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem,” ujarnya.
Komitmen tersebut bukan sekadar jargon. Berbagai anak perusahaan MIND ID menunjukkan capaian konkret di lapangan.
PT Freeport Indonesia menanam 164 jenis tanaman di area bekas pengendapan tailing dan lahan percobaan reklamasi. Sekitar 100 hektar lahan tailing di MP21 kini disulap menjadi kawasan multi-fungsi untuk perkebunan, pertanian, perikanan, dan peternakan. Area ini juga menjadi pusat pendidikan lingkungan dan konservasi, bukti nyata bahwa lahan tambang bisa kembali hidup setelah dua dekade dikelola secara berkelanjutan.
Sejak 2005, 1.552 hektar lahan muara yang dialiri tailing pun telah direhabilitasi melalui penanaman mangrove, memperkuat kawasan pesisir sekaligus berkontribusi pada penyerapan karbon alami.
Langkah serupa juga dilakukan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang kini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tambang emas Pongkor. Inovasi ini berhasil mengurangi emisi karbon dioksida hingga puluhan ribu ton per tahun, sekaligus menjadi pionir transisi energi bersih di sektor pertambangan nasional.
Sementara PT Timah Tbk terus mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di Bangka Belitung. Melalui program pembinaan UMKM, pelatihan digitalisasi usaha, dan akses permodalan, banyak pelaku usaha kecil kini menjadi bagian dari rantai pasok pertambangan. Beberapa UMKM binaan bahkan mencatat kenaikan omzet hingga 30 persen setelah mengikuti program pengembangan dari Timah.
Pria Utama menegaskan, arah besar program hilirisasi MIND ID tidak semata mengejar nilai ekonomi, tetapi juga mewujudkan manfaat sosial dan lingkungan yang inklusif.
“Bagi kami, prinsip ESG bukan sekadar pemenuhan regulasi. Ini adalah strategi untuk memastikan setiap aktivitas tambang membawa dampak nyata—memulihkan alam, menjaga keseimbangan ekosistem, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.