Jakarta – Meskipun Indonesia masih dilanda krisis akibat pandemi Covid-19, namun permintaan terhadap KPR Subsidi BTN tetap Tinggi.
Hal ini membuat Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menambah kuota atas kredit kepemilikan rumah subsidi.
Penambahan kuota kredit kepemilikan rumah subsidi tersebut diberikan melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Adapun kuota yang ditambahkan sekitar 23.562 unit kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar, mengatakan bahwa tambahan kuota tersebut membuat total kuota KPR FLPP yang diperoleh perusahaan menjadi 104.562 unit.
”Tambahan kuota ini memang diperlukan di tengan perminataan pasar yang cukup tinggi terhadap pembiayaan rumah subsidi,” ujarnya dalam siaran persnya, beberapa waktu lalu.
Jadi, dari tambahan kuota 23.562 unit tersebut, perusahaan akan mengalokasikan 8.562 unit untuk BTN Syariah.
Tingginya permintaan tersebut dapat terlihat ketika BTN menyalurkan KPR FLPP sebaganyak 76.381 unit dengan nilai kredit Rp11,08 triliuin hingga akhir Juli 2021.
Sedangkan dari jumlah tersebut, BTN Syariah menyalurkan pembiayaan FLPP sebanyak 14.202 unit dengan nilai kredit Rp2,02 triliun.
Gafar menambahkan, pihaknya berharap pada kuartal IV/2021 pemerintah dapat menambah lagi kuota KPR FLPP lebih dari 40.000 unit.
Hal tersebut, sambungnya, karena perminataan dan potensi penyalurannya yang diproyeksikan masih cukup tinggi hingga akhir tahun 2021 ini.
Tidak hanya itu, Gafar pun mengatakan bahwa perseroan akan terus mengoptimalkan tambahan kuota yang diberikan pemerintah untuk pembiayaan rumah subsidi untuk MBR.
Hingga saat ini, KPR Subsidi BTN masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit BTN.
Dimana dengan kenaikan sebesar 11,17 persen yoy menjadi Rp126,29 triliun per semester I/2021.
Sedangkan kredit consumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47 persen yoy, menjadi Rp5,43 triliun per Juni 2021.