Jakarta – Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan fasilitas pembiayaan yang paling diminati konsumen properti, terutama rumah tapak (landed house).
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) menyebut, pada Kuartal III – 2023 skema pembiayaan yang paling dipilih untuk membeli rumah primer adalah KPR dengan porsi 75,50%. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding cara bayar tunai bertahap (installment) (17,77%) dan tunai keras (6,73%).
Melihat potensi pasar KPR yang masih terbuka, Finloan Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang Digital Mortgage Specialist bergerak cepat menangkap peluang besarnya potensi pasar tersebut dengan menawarkan beragam produk, antara lain KPR Pengambilalihan (takeover KPR), KPR Primer, KPR Sekunder, dan multifinancing.
Finloan Indonesia memberikan layanan dan edukasi kepada para klien dan membantu mereka menavigasi seluk-beluk bisnis pembiayaan KPR yang kompleks.
Menurut Kevin C Pardede, Chief Executive Officer Finloan Indonesia, pihaknya mengambil pendekatan komprehensif terhadap pinjaman KPR, dengan mempertimbangkan situasi keuangan konsumen, riwayat kredit, dan tujuan kepemilikan rumah.
“Kami percaya dalam membangun hubungan jangka panjang dengan klien kami, dan kami berkomitmen untuk mendapatkan kepercayaan Anda melalui keahlian, integritas, dan dedikasi kami,” tutur Kevin di Jakarta (20/11).
Kevin mengungkapkan, saat ini bisnis Finloan didominasi oleh takeover KPR, yakni sebesar 90%. Menurutnya, banyak konsumen KPR di Indonesia yang tidak tahu bahwa cicilan KPR bisa dipindah dari satu bank ke bank lain—yang menawarkan suku bunga lebih menarik.
Misalnya, seseorang mencicil KPR di Bank A dengan bunga fixed rate satu tahun. Di tahun kedua, dia akan dikenakan suku bunga KPR floating yang lebih tinggi.
Finloan mengedukasi konsumen bahwa cicilan KPR bisa dipindah ke Bank B yang menawarkan suku bunga fixed.
Bahkan, terhadap aset rumah akan dilakukan appraisal ulang. Jika nilainya naik dari harga awal, konsumen bahkan bisa mendapatkan fresh money yang bisa digunakan untuk keperluan pribadi mereka.
Proses takeover KPR juga cukup mudah. Nasabah hanya perlu meminta pindah KPR ke bank lain. Finloan akan memberi beberapa opsi bank baru, kemudian menghubungkan konsumen dengan bank yang paling cocok dengan profil konsumen.
“Kami merasa konsumen KPR perlu edukasi literasi kredit. Jangan sampai mereka salah menghitung, karena dampaknya bisa saja rumahnya disita bank,” paparnya.
Untuk dapat melakukan takeover KPR, ada beberapa hal yang harus diperhatikan konsumen: (1) cicilan KPR minimal satu tahun, (2) rumah memiliki jalan minimal 6 meter atau cukup untuk 2 mobil, (3) rumah jauh dari Sutet, pekuburan, rumah ibadah, dan aman dari banjir, (4) debt ratio berkisar 30 – 50%, (5) hindari utang pinjol dan kartu kredit (6) rekening harus mencerminkan gaji atau omzet usaha (7) untuk pekerja, harus sudah karyawan tetap dengan masa kerja minimal 2 tahun (8) untuk entrepreneur minimal dua tahun berusaha dengan legalitas lengkap.
Dalam menjalankan bisnisnya, Finloan Indonesia menargetkan konsumen dengan status karyawan atau entrepreneur berusia 28 hingga 60 tahun dengan income di atas Rp10 juta per bulan dan sudah menjadi nasabah KPR.
Untuk menggunakan servis Finloan Indonesia, konsumen cukup menghubungi pihak Finloan melalui www.finloan.id atau bisa juga melalui akun Instagram @finloan.id
Calon konsumen cukup mengisi data yang akan didistribusi ke sales, kemudian bagian team sales mengumpulkan dokumen dan didistribusi ke pihak bank. Normalnya, dalam 14 hari kerja KPR bisa di-approve dan selanjutnya akad kredit.
“Dibanding produk sejenis, kami memiliki keunggulan sendiri. Finloan Indonesia memiliki tim yang merupakan jebolan mortgage bank besar di Indonesia, sehingga secara knowledge dan service, kami memiliki tenaga pemasar yang sangat kompeten. Data dari kami bukan data mentah, sehingga lebih mudah dianalisa pihak bank,” kata Kevin.
Memberikan kemudahan pada para penggunanya, Finloan Indonesia juga menggandeng sejumlah pihak sebagai strategic partner, di antaranya sejumlah bank rekanan seperti Bank Mandiri, BTN, Panin, Danamon, Permata, Maybank, BSI, UOB, BTPN, Bukopin, JTrust, Sampoerna, termasuk BPR.
Hingga November 2023 ini, Finloan telah merealisasi KPR senilai Rp100 miliar lebih. Diperkirakan, hingga akhir tahun angka ini bisa mencapai Rp250 miliar.
Memasuki tahun politik 2024, Finloan tetap optimistis, bahkan berani menargetkan pertumbuhan dua kali lipat menjadi Rp500 miliar.