Jakarta – Lamudi.co.id Property Awards (LPA) kembali hadir dengan edisi kedua ajang penghargaan bagi pelaku industri properti yang lebih besar dari sebelumnya.
Penghargaan ini sebagai wujud apresiasi atas inovasi insan properti dalam pengembangan proyek baru serta proyek yang telah konsisten menghadirkan produk dan layanan prima kepada konsumen selama tahun 2022.
Di antara banyaknya ajang penghargaan saat ini, LPA memberi pengakuan bagi seluruh pemain yang mewarnai industri baik di pulau Jawa dan luar pulau Jawa dengan kategori yang sudah dikurasi melalui pendataan terpusat Lamudi.co.id.
LPA kembali hadir dengan 11 kategori fenomenal dengan Most Favorite Development sebagai kategori terunik yang akan menyortir pilihan terfavorit ditunjukkan dari jumlah pencarian terbanyak di platform Lamudi.co.id yang selanjutnya akan dilakukan polling oleh masyarakat luas.
“Lamudi.co.id memberikan penghargaan berdasarkan pengujian terukur dengan berbagai kriteria oleh panel juri yang kompeten dan kredibel. Penilaian yang dilakukan oleh panel juri Lamudi.co.id Property Awards 2022 mengusung prinsip jujur, objektif, dan transparan,” tutur Yoga Priyautama, Commercial Director Lamudi.co.id dalam konferensi pers, Selasa (06/12).
Tahun ini, penjurian LPA akan dilakukan oleh deretan tokoh yang dipercaya sebagai panel juri yang berasal dari berbagai latar belakang industri yang menyokong kesuksesan bisnis properti, yaitu Senior Associate Director Colliers indonesia Ferry Salanto, CEO & Co-Founder Leads Property Hendra Hartono, Principal Han Awal & Partners Yori Antar, Country Head JLL James Allan, Direktur Rumah Umum dan Komersial, PUPR Ir. Fitrah Nur, M.Si., Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief Rahardjo, juga Commercial Director Lamudi.co.id Yoga Priyautama.
Dikatakan Yoga, tahun 2022 merupakan era baru bagi industri properti setelah tahun-tahun sebelumnya industri perlahan bangkit dari berbagai ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
Meski demikian, lanjutnya, tahun ini kendala kepemilikan properti juga masih beragam dan salah satunya dipengaruhi oleh adanya inflasi yang berpengaruh pada penjualan properti.
Bank Indonesia pun telah menaikkan suku bunga hingga 50 bps (basis points) menjadi 5,25 persen di akhir tahun ini. Hal ini berdampak pada semakin tingginya bunga KPR dan semakin besarnya persyaratan pembayaran dimuka (DP) dalam pengajuan KPR.
Kenaikan ini akan berpengaruh pada konsumen yang menurut catatan Lamudi.co.id, 70 persen dari masyarakat Indonesia masih memilih menggunakan kredit dalam proses pembelian properti.
Namun di tengah kondisi ekonomi saat ini, Lamudi.co.id melihat bahwa sektor properti akan tangguh melewati berbagai rintangan.
“Sektor properti terus bergeliat dan bertumbuh karena didorong oleh permintaan dari end-user atau pembeli properti, mengingat bahwa properti adalah kebutuhan primer masyarakat Indonesia,” jelas Yoga Priyautama.
Lamudi.co.id. Meskipun semester II-2022 masih berjalan, Lamudi.co.id melihat adanya peningkatan minat pembelian properti.
“Lamudi.co.id mencatat bahwa minat pembelian properti di Semester II-2022 meningkat sebesar 18 persen dibanding semester I-2022,” jelas Yoga.
Di antara banyak jenis properti yang ada di pasaran, rumah tapak tetap menjadi opsi terpopuler bagi masyarakat Indonesia dengan pencarian yang meliputi 70 persen dari tipe properti yang tersedia di Lamudi.co.id menurut Yoga.
Developer masih memfokuskan investasi mereka ke pengembangan rumah tapak mengingat permintaan yang konsisten tinggi dari masyarakat Indonesia.
Namun di sisi lain, Yoga menyampaikan bahwa apartemen cocok untuk kaum muda kelas pekerja yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas saat bepergian sekitar kota-kota besar.
“Untuk menargetkan demografis ini, beberapa pengembang perlu menggunakan strategi pengurangan harga dan ketentuan pembayaran yang fleksibel untuk membuat proyek mereka terjangkau dan diinginkan, ” kata Yoga.