Jurnalindustry.com – Bekasi – Sekolah Rakyat yang akan dimulai pada 14 Juli mengusung sistem berasrama, itu artinya siswa akan menginap di asrama yang telah disediakan. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan orang tua boleh berkunjung kapanpun untuk melihat anaknya.
“Sesuai arahan Presiden, orang tua kapanpun boleh melihat, boleh menjenguk putra-putrinya,” kata Gus Ipul saat berdialog dengan para orang tua siswa yang hadir pada kegiatan simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi (9/7).
Gus Ipul menambahkan kepala sekolah harus menyiapkan tempat dan memfasilitasi ketika ada orang tua siswa yang datang berkunjung. “Tentu ini harapan kita, berkunjungnya tidak saat jam sekolah,” jelasnya.
Pada kunjungannya ke Bekasi, Gus Ipul berdialog dengan para orang tua siswa yang hadir untuk menanyakan kondisi keluarga dan kesediaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Rakyat.
“Pertama kami tentu bertanya tentang kondisi keluarganya, karena ini memang syarat pertama untuk bisa bersekolah disini, kita mengukur kondisi keluarga, dan yang kedua kesediaannya untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Rakyat,” urainya.
Salah satu yang berdialog dengan Gus Ipul adalah Sariman Taufik yang berasal dari Bantargebang, sehari-hari Ia berprofesi sebagai pemulung dan tinggal bersama istri dan ketiga anaknya disebuah gubuk yang Ia sewa Rp600 ribu satu tahun.
“Penghasilannya bapak berapa?” tanya Gus Ipul.
“Gak nentu kadang Rp50 ribu, kadang Rp70 ribu,” jawab Sariman.
Anak Sariman yaitu Ahmad Hariyadi menjadi salah satu siswa Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur. “Harapannya (anak) bisa membantu orang tua,” ujar Sariman penuh haru.
“Terima kasih atas program SR, kepada Mensos dan Bapak Presiden Prabowo,” ujar Sariman.
Sariman dan Ahmad merupakan salah satu keluarga yang hidup dalam kemiskinan di Indonesia. “Inilah profil mereka yang sekolah di Sekolah Rakyat, jadi putra-putrinya ini berpotensi tidak bisa meneruskan sekolah, bahkan mereka tidak bisa bersekolah,” jelas Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat Tahun ajaran 2025/2026 akan dimulai pada bulan Juli di 100 titik rintisan di seluruh Indonesia. Sebanyak 63 titik akan memulai martikulasi tanggal 14 Juli 2025 dan sebanyak 37 titik akan dimulai akhir Juli 2025.
Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, Desil 1 dan 2 berdasarkan DTSEN. Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.