Cikarang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi tengah mematangkan konsep pengembangan destinasi wisata industri sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, Iyan Priyatna mengatakan, melalui konsep yang matang, seluruh pihak yang terlibat dalam program ini dapat menjalankan peran secara optimal.
“Misal persiapan dari pihak hotel, akomodasi travel serta pabriknya, ke depan seperti apa. Karena itu kita matangkan agar maksimal ketika diluncurkan,” kata Iyan di Cikarang (18/5).
Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi sudah melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan yang menyatakan siap bekerja sama untuk mengembangkan wisata industri ini.
Pihaknya juga tengah menyiapkan konten dalam sebuah aplikasi berwujud katalog promosi wisata industri untuk memudahkan calon pengunjung mengakses destinasi wisata yang diinginkan.
“Semua persiapan kita matangkan agar saat diluncurkan bisa berjalan lancar. Butuh sinergitas yang baik dengan seluruh pihak terkait,” terangnya.
Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Bramantio Soewarno menyebut, sejauh ini koordinasi bersama pihak terkait berjalan baik untuk merealisasikan program yang dinilai memiliki prospek menjanjikan bagi penambahan pendapatan daerah.
Adapun, kolaborasi dilakukan mulai dari manajemen perusahaan, pengelola kawasan industri, pelaku usaha ekonomi kreatif, asosiasi penyelenggara perjalanan wisata atau Asperwi, hingga Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) terus diintensifkan guna mendukung program wisata industri.
“Jadi kita coba sinergikan, semisal untuk paket wisata, mulai dari menentukan destinasi perusahaan yang akan dikunjungi, tempat makan, termasuk hotel dan destinasi berikutnya yang akan dikunjungi,” ucapnya.
Dia menyebutkan program wisata industri akan mampu berjalan dengan baik apabila didukung tiga aspek penunjang yakni aksesibilitas, amenitas, dan atraksi.
Aksesibilitas berupa penunjang menuju tempat wisata, seperti transportasi dan jalan sedangkan amenitas yakni fasilitas pendukung di destinasi, seperti mesin anjungan tunai mandiri, swalayan maupun toko serba ada, SPBU, hingga toko souvenir.
“Lalu atraksi, hal yang menjual atau dipertontonkan dari destinasi wisata. Misal kita ke Muaragembong, atraksinya itu ya laut, ke Tarumajaya itu ekowisata. Dengan ada potensi dan penunjang yang besar dan lengkap ini jadi program prioritas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Cabang PHRI Kabupaten Bekasi Tuti Nurcholifah Yasin menyatakan kesiapan mendukung pemerintah daerah merealisasikan program kemitraan di sektor pariwisata berbasis industri.
“Kami mengambil peran dari segi pemakaian usaha travel, tempat makan, maupun penyewaan kamar penginapan. Kami melihat sejauh ini industri pariwisata belum mampu bangkit terlalu jauh usai pandemi. Ini akan jadi salah satu solusi kebangkitan,” tutupnya.