Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk meningkatkan kinerja industri furnitur agar bisa lebih produktif dan inovatif, misalnya dengan memasok sumber daya manusia (SDM) yang kompeten melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Upaya ini dijalankan oleh salah satu unit pendidikan vokasi milik Kemenperin, yakni Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah.
Keberadaan Polifurneka tersebut diapresiasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang beberapa waktu lalu melalukan kunjungan kerja di satu-satunya perguruan tinggi negeri yang memiliki fokus di bidang furnitur dan pengolahan kayu di Indonesia itu.
“Politeknik ini diharapkan menjadi trigger pertumbuhan industri furnitur khususnya maupun SDM di bidang pengolahan kayu pada umumnya. Kehadiran politeknik di Kendal ini harus membawa manfaat baik langsung maupun tidak kepada Kabupaten Kendal,” ujar Muhadjir.
Sejak awal penyelenggaraannya pada tahun 2018, pendidikan di Polifurneka menggunakan konsep pendidikan sistem ganda, yaitu pendidikan yang berimbang baik di kampus maupun di industri. Unit pendidikan tersebut melibatkan para pelaku usaha, industri dan asosiasi mulai dari perencanaan program studi, penyusunan kurikulum, kegiatan pengajaran, kegiatan praktek kerja industri, hingga penyerapan lulusan.
Saat ini, jumlah mahasiswa Polifurneka sebanyak 437 orang dan telah meluluskan sebanyak 262 orang untuk bekerja di industri furnitur.
“Sebagai politeknik yang baru, kami senantiasa melakukan penambahan SDM dosen dan meningkatkan kompetensinya melalui program magang dosen di industri serta menambah mitra industri sebanyak 150 industri di sektor furnitur dan pengolahan kayu,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Arus Gunawan di Jakarta, Kamis (16/3).
Polifurneka memiliki tiga program studi, yaitu D3 Teknik Produksi Furnitur dengan output lulusan sebagai Staf PPIC/Supervisor, D3 Desain Furnitur dengan output lulusan sebagai Drafter/Junior Desainer, dan D3 Manajemen Bisnis Industri Furnitur dengan output lulusan sebagai Asisten Manajer/Supervisor.
Sistem pendidikan di Polifurneka mengkombinasikan knowledge, skill dan attitude untuk menghasilkan output SDM yang kompeten. Proses pembelajaran di Polifurneka menggunakan sistem ganda, dengan proporsi 70% praktik dan 30% teori.
“Jadwal perkuliahan yang digunakan adalah semi blok dengan kurikulum berbasis SKKNI,” jelas Direktur Polifurneka, Tri Ernawati.
Dalam upaya pengembangannya, Polifurneka juga didampingi oleh tenaga ahli dari program Skill for Competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan Pemerintah Swiss melalui Swisscontact. Pendampingan berupa DACUM (Developing A Curriculum), PSC (Private Sector Cooperation), Penyusunan Strategic Plan, Pembangunan Sistem IT, Penyusunan Silabus dan RPS, Peningkatan Kompetensi Dosen (E-DEDACTIC), Setting Up Workshop Mesin.
“Mudah-mudahan dengan kunjungan Bapak Muhadjir Effendy ke kampus kami, Polifurneka dapat memberikan manfaat dan mempererat hubungan dengan seluruh stakeholder,” tutur Tri.
Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri furnitur mencapai USD2,5 miliar sepanjang tahun 2022, dan ditargetkan tumbuh menembus USD5 miliar pada 2024.
Industri furnitur merupakan salah satu sektor padat karya dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 143 ribu orang dari 1.114 ribu perusahaan. Data terakhir pada Desember 2022 mencatatkan utilisasi industri furnitur berada di angka 74,16 persen.