Tangerang – Kawasan Jakarta dan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) menjadi kawasan kritis perumahan. Harga tanah yang semakin tinggi menjadi faktor krusial yang mempengaruhi kondisi rumit tersebut.
Ditambah lagi dengan meningkatnya jumlah penduduk di kawasan yang sering disebut Jabodetabek tersebut. Pada tahun 2025, jumlah penduduk di kawasan tersebut diperkirakan akan mencapai 34 juta jiwa pada tahun 2025.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna dalam acara Talkshow Properti dengan tema “Apakah Barat Jakarta akan Menjadi New Teritory Bagi Kaum Urban” yang diadakan di Marketing Office Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Senin (12/6/2023).
Dikatakan Yayat, pergeseran Jakarta ke kota sekitarnya terjadi secara signifikan, ini bisa dilihat dengan banyaknya proyek properti yang dikembangkan secara besar-besaran dengan konsep skala kota.
Secara perkembangan, lanjutnya, proyek properti dengan konsep skala kota biasanya terlahir karena adanya aksesibilitas jalan tol.
“Salah satu kawasan sekitar Jakarta yang berkembang dengan massif adalah di Barat Jakarta, yakni Tangerang, Banten. Kawasan ini diuntungkan dengan adanya akses jalan tol Jakarta-Merak yang beroperasi di tahun 1985,” kata Yayat.
Menurutnya, konsep pengembangan kota harus memaksimalkan penggunaan lahan beragam dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat.
Dan secara ideal, pengembangan proyek skala kota ini dikembangkan sebagai kota yang compact yang menggunakan lahan campuran berkepadatan tinggi yang dikembangkan mengarah pada bangunan vertikal, yang tentunya memudahkan secara aksesibilitas dan berorientasi pada pejalan kaki.
“Untuk mewujudkan ini ada aspek yang diperhatikan yakni 3D + T (Density, Diversity, Design dan Transit),” tutur Yayat.
Adapun, Density berkaitan dengan kepadatan kawasan atau intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi. Sementara, Diversity berkaitan dengan keberagaman pengunaan lahan dan jenis aktivitas kawasan.
Selanjutnya, Design berkaitan dengan desain kawasan yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan lainnya.
Sementara itu, Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium menegaskan bahwa kawasan Barat Jakarta yakni Tangerang telah menjadi kawasan tujuan untuk tinggal bagi masyarakat.
Menurutnya, Alam Sutera yang dikembangkan sudah 30 tahun tidak hanya membangun bangunan saja tapi juga menerapkan konsep eco green living.
“Kita tak sekedar green living, tapi juga membangun ekosistemnya dengan mengedepankan unsur 3R, yaitu reduce, reuse, recycle,” jelas Alvin.
Terkait Elevee Condominium, produk terbaru di Alam Sutera dengan konsep hunian vertikal ini merupakan proyek yang berbeda. Lokasinya berada di kawasan 19 hektar yang nantinya di mix dengan berbagai produk properti lainnya dengan unsur lifestyle.
Alvin menambahkan, Alvin Elevee Condominium ini nantinya memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektar, eucaplytus park seluas 1 hektar dan juga akan berdampingan dengan pusat lifestyle modern dengan luas 5 hektar.
Selain itu lokasi Elevee Condominium ini berada di kawasan premium Alam Sutera yang akan menjadi the best point Alam Sutera.
Saat ini menurut Alvin, sudah 2 tower yang dipasarkan dengan kondisi penjualan mencapai 70% dari total 500-an unit.
Rencananya, jika pada Agustus mendatang penjualan mencapai 90%, maka Elevee Condominium akan meluncurkan tower ke 3.
Alvin meyakini target ini bisa tercapai karena melihat dari profil konsumen yang membeli di Elevee Condominium adalah mereka yang mengenal kawasan Alam Sutera.
“Kebanyakan mereka dari radius 5 kilometer dari Alam Sutera, dan mereka sudah tahu kelebihan kita. Makanya kita tak banyak bicara soal aksesibilitas, karena lokasi kita memiliki aksel tol langsung. Untuk itu kita konsen pada produk dengan memberikan konsep hunian vertikal dengan dimensi luas, ukuran terkecilnya mulai dari 87,8 meter persegi dan kita menyebutnya condominium,” tutup Alvin.