Karawang – Industri alat berat saat ini merupakan salah satu subsektor industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Produk-produknya digunakan oleh sektor pertambangan, infrastruktur, serta perkebunan.
Pada tahun 2023, kebutuhan akan alat berat semakin meningkat, diprediksi akan mencapai 20.000 unit. Meski demikian, kapasitas produksi industri alat berat di dalam negeri masih sekitar 10.000 unit per tahun. Karenanya, diperlukan peningkatan kapasitas produksi industri alat berat di Indonesia.
Untuk mendukung peningkatan investasi pada industri alat berat, pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk kemudahan berinvestasi antara lain melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
“Investasi baru pada industri alat berat juga diharapkan dapat menarik investasi baru lainnya untuk ekosistem industri pendukung alat berat, yaitu industri komponen alat berat seperti industri fabrikasi bucket excavator, serta industri subkomponen alat berat, seperti industri tubing dan pengecoran subkomponen lainnya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian groundbreaking fase kedua PT Sany Indonesia Machinery di Karawang, Selasa (12/9).
Perluasan PT Sany Indonesia Machinery yang merupakan salah satu industri utama alat berat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, menciptakan rantai pasok dan lapangan kerja, serta mendukung hilirisasi di sektor pertambangan sesuai dengan program Presiden Joko Widodo.
“Karenanya, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh para pemangku kepentingan dan jajaran Direksi PT. Sany Indonesia Machinery atas komitmennya dalam membangun industri alat berat di Indonesia,” kata Menperin.
Investasi baru industri alat berat asal Provinsi Hunan, Republik Rakyat Tiongkok tersebut, terutama pada hydraulic excavator, akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan, dari 2.000 unit menjadi 5.000 unit per tahun. Bertambahnya kapasitas produksi ini tentunya diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dukungan investasi ini juga diharapkan mempercepat proses rebound atau pemulihan subsektor industri alat berat. Menperin menyampaikan bahwa sektor industri manufaktur di tanah air semakin melaju cepat seiring meningkatnya permintaan baru pascapandemi Covid-19.
Tercatat, pada semester I tahun 2023, realisasi investasi nasional mencapai Rp687,7 triliun, meningkat 16,1% dibanding Semester I – 2022. Sementara itu, sektor Industri berkontribusi 39,8% terhadap realisasi investasi nasional.
“Kondisi positif ini tercemin dari capaian laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih pada level yang cukup kuat hingga Triwulan II – 2023, mencapai 5,17%,” pungkas Menperin.