Jakarta – Sebagai negara agraris, sektor pertanian pangan menjadi salah satu pilar utama pergerakan perekonomian Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa sektor pertanian menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, di mana pertumbuhannya di triwulan IV 2023 mencapai 1,30 persen dan distribusinya sebesar 11,53 persen.
Untuk memastikan sektor pertanian bertumbuh meski di tahun ini ada sejumlah tantangan eksternal, tentu diperlukan upaya dan komitmen terbaik dari berbagai lini, baik dari sisi produksi maupun inovasi.
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) secara konsisten juga menjalankan perannya dalam mendukung program-program yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia sebagai perusahaan induk, termasuk program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) dan Agrosolution.
Dalam program ini, Pupuk Kaltim aktif berperan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung para petani dan memberikan pendampingan yang berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Program MAKMUR merupakan salah satu fokus Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia melalui sinergi BUMN. Sementara Agrosolution menjadi program rintisan Pupuk Kaltim yang sudah berjalan lebih dulu.
Total, di penghujung 2023 lalu, kedua program ini telah berhasil merealisasikan 72.436 hektar lahan dengan jumlah petani yang tergabung 24.497 orang. Target 2023 berhasil dicapai dengan kenaikan lahan sebesar 113,18 persen dari target 64.000 hektar.
Project Manager Program MAKMUR dan Agrosolution Pupuk Kaltim, Yusva Sulistyo mengatakan, melalui kedua program ini, di 2023 lalu Pupuk Kaltim secara konsisten berhasil meningkatkan produktivitas hasil panen dan kesejahteraan petani binaan.
“Tentu ini adalah benchmark yang positif untuk upaya menciptakan ekosistem pertanian mandiri. Karena itu, di 2024 ini Pupuk Kaltim menargetkan bisa mencapai hasil yang lebih baik lagi agar dukungan terhadap ketahanan pangan nasional semakin kokoh,” katanya.
Meski didominasi oleh padi dan jagung, pelaksanaan program MAKMUR ini juga terus berinovasi dengan menggali potensi komoditas unggulan alternatif lainnya seperti kentang, kopi, bawang merah, tebu, kacang tanah, buncis, kacang panjang, dan sawit. Hingga saat ini, program MAKMUR dan Agrosolution telah berkembang di berbagai wilayah Indonesia.
Tahun 2024 ini, Pupuk Kaltim pun diamanatkan untuk mengelola program MAKMUR dan Agrosolution di seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, NTB, NTT dan Papua Barat.
Lebih lanjut, Yusva menegaskan bahwa kunci kesuksesan dari program ini adalah kolaborasi.
“Upaya kami untuk menggali potensi komoditas unggulan alternatif tentu bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi lebih bagi para petani yang terlibat di program ini. Kunci utamanya ada di kolaborasi antara Pupuk Kaltim dan petani binaan. Kedepannya, Pupuk Kaltim akan terus konsisten memberikan edukasi dan pendampingan terarah dalam pengelolaan dan peningkatan produktivitas pertanian. Salah satunya adalah dengan edukasi untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk subsidi. Melalui program MAKMUR dan Agrosolution, kami mengedukasi petani untuk menggunakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman sehingga produktivitas meningkat dan pertanian mandiri dapat terwujud,” papar Yusva.
Pupuk Kaltim tidak hanya fokus pada upaya edukasi dan pemberdayaan petani, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga kualitas dan ketersediaan stok pupuk di wilayah tanggung jawabnya.
Wisnu Ramadhani, SVP Transformasi Bisnis Pupuk Kaltim menegaskan bahwa stok pupuk aman terutama menjelang musim tanam kedua tahun 2024.
“Untuk musim tanam pertengahan 2024, per 28 April 2024, kami telah menyiapkan 379.726 ton stok pupuk subsidi dan 376.510 ton pupuk non subsidi,” terang Wisnu.
Sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia, Pupuk Kaltim menjalankan amanat untuk distribusi pupuk subsidi di wilayah-wilayah tanggung jawab, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan seluruh wilayah Sulawesi, sedangkan untuk NPK Bersubsidi Formula Khusus, mencakup Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
“Selain dari pupuk subsidi, Pupuk Kaltim juga siap memastikan ketersediaan pupuk nonsubsidi di gudang-gudang dari Lini 1 sampai lini terakhir, sesuai dengan kebutuhan petani setempat,” tutupnya.