Surabaya – Demi membangun ketahanan pangan, terutama di industri perikanan Indonesia, perusahaan-perusahaan BUMN harus memberikan dukungan maksimal agar para nelayan naik kelas.
Persoalan bahan bakar yang mahal, pemodalan, serta dukungan distribusi hasil tangkapan harus dicarikan jalan keluar agar kehidupan dan kesejahteraan nelayan meningkat.
Hal tersebut ditekankan Menteri BUMN, Erick Thohir saat mengunjungi kampung nelayan di Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Minggu (15/8).
Dalam kunjungan yang didampingi Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Timur, Misbahul Munir, Menteri BUMN disambut warga nelayan yang sebagian besar berasal dari Pulau Madura.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Erick Thohir berbincang-bincang dan mendengarkan keluhan para nelayan mengenai tingginya harga solar, akses modal, dan pemasaran hasil laut.
“Kami akan memikirkan ada Pertashop di daerah Nambangan. Tentunya selain melayani BBM untuk kendaraan, kita akan diskusikan bagaimana solarnya untuk nelayan,” kata Erick Thohir.
“Mengenai pemodalan, saya akan bicarakan dengan bank Himbara serta PNM agar bisa terlibat lebih jauh. Sedangkan soal distribusi, beri saya waktu karena bicara industri perikanan akan terkait Kementerian lain. In syaa Allah, kami pasti bantu agar nelayan kita bisa naik kelas,” ujar Menteri Erick Thohir.
Warga nelayan Nambangan saat ini mengeluhkan biaya solar yang mahal karena tidak punya akses membeli di SPBU sehingga harus dengan eceran.
Mereka membelinya dengan harga tinggi Rp 8.000 per liter dengan kualitas solar yang kotor. Harga resmi solar di SPBU Rp 5.150/liter. Selain itu, mereka memerlukan terbukanya akses yang luas untuk pemodalan dan jalur distribusi hasil tangkapan.
“Mengenai pemasaran, saya juga meminta agar para nelayan yang tergabung dalam KNTI, terutama nelayan milenial dan melek teknologi untuk memanfaatkan pemasaran digital. Ada beberapa contoh sukses bagaimana usaha sektor informal, seperti warteg yang penjualannya lebih tinggi melalui akses digital, ketimbang penjualan langsung,” tuturnya
“Perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pemodalan dan perbankan siap membantu untuk pelatihan pemasaran digital,” tegas Menteri BUMN.