Jurnalindustry.com – Jakarta – Implementasi Industri 4.0 berdampak positif pada aspek keberlanjutan (sustainability) di sektor industri dengan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meminimalkan dampak lingkungan.
Pada pelaksanaannya di tahun keenam, Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 mengangkat tema “Together Towards the Sustainability” untuk membahas lebih lanjut mengenai implementasi teknologi industri 4.0 yang juga menunjang aspek sustainability di sektor manufaktur.
“Dalam perspektif makro, aspek keberlanjutan dalam impIementasi industri 4.0 mencakup berbagai dimensi yang melibatkan peningkatan efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, serta optimalisasi penggunaan energi dan material,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi saat mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan Indonesia 4.0 Conference and Expo 2024 yang berlangsung di Jakarta International Expo (JIE) Kemayoran.
Implementasi Industri 4.0, dengan jaringan penciptaan nilai yang terhubung secara cerdas, memungkinkan terciptanya siklus hidup produk yang tertutup (closed-loop product life cycles) dan simbiosis industri. Ini memungkinkan koordinasi yang lebih efisien dari aliran produk, material, energi, dan air di sepanjang siklus hidup produk serta antara berbagai pabrik.
“Dalam konteks ini, keberlanjutan di implementasi industri 4.0 tidak hanya berfokus pada dimensi lingkungan, tetapi juga mencakup dimensi ekonomi dan sosial,” ungkap Kepala BSKJI.
Model bisnis yang berkembang dalam Industri 4.0 dapat mengintegrasikan keberlanjutan sebagai elemen inti. Bisnis yang berkelanjutan harus kompetitif dalam jangka panjang dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Sedangkan dalam perspektif mikro, Industri 4.0 memungkinkan pabrik dan proses produksi untuk lebih adaptif, efisien, dan ramah lingkungan, dengan fokus pada optimalisasi penggunaan sumber daya dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Di tingkat mikro, organisasi manufaktur diatur secara terdesentralisasi, yang memungkinkan alokasi sumber daya (produk, material, energi, dan air) yang lebih efisien untuk menyesuaikan penggunaan sumber daya secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan yang spesifik.
Sustainability juga merupakan aspek yang diperhatikan dalam memilih Lighthouse Industri 4.0. Istilah Lighthouse Industri 4.0 mengacu pada perusahaan-perusahaan yang dipilih dan dinilai mampu oleh Kemenperin menjadi percontohan (role model) bagi industri lainnya dalam bertransformasi dan mengimplementasikan teknologi industri 4.0, serta memperoleh dampak finansial, operasional dan teknologi.
Program ini merupakan upaya Kementerian Perindustrian untuk mendorong perusahaan bertransformasi menuju industri 4.0.
Perusahaan yang dipilih sebagai Lighthouse Industri 4.0 didorong untuk bertindak sebagai mercusuar untuk memandu industri lain dalam implementasi sekaligus menghadapi tantangan dan peluang dari teknologi industri 4.0. Saat ini, terdapat 29 Lighthouse Industri 4.0 sektor manufaktur di Indonesia.
Pemilihan perusahaan Lighthouse Industri 4.0 tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi industri 4.0, namun bagaimana implementasi teknologi industri 4.0 tersebut dapat terbukti memberikan dampak finansial dan operasional yang juga memperhatikan aspek sustainability, antara lain penurunan penggunaan energi, peningkatan efisiensi kerja, penurunan konsumsi bahan industri, penurunan biaya operasional dan peningkatan produktivitas.
Teknologi industri 4.0 seperti otomatisasi, Internet of Things (IoT), dan digitalisasi memungkinkan pengelolaan proses produksi yang lebih cerdas dan hemat energi, sehingga menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
“Sebagai contoh, capaian aspek sustainability pada tiga perusahaan Lighthouse Industri 4.0, yaitu PT. Indolakto, PT Akebono, PT Pupuk Kaltim, memberikan bukti bahwa implementasi teknologi industri 4.0 dapat mendukung perusahaan dalam hal line efficiency, energy efficiency, operational cost efficiency, dan operational efficiency,” ungkap Andi.
Kepala BSKJI menyampaikan, Indonesia 4.0 Conference and Expo 2024 yang merupakan edisi ke-6 ini menjadi ajang membangun sinergi dan kolaborasi antar pihak dalam ekosistem industri 4.0 di Indonesia yang meliputi pemerintah, pelaku industri dan asosiasi, start-up, perguruan tinggi dan akademisi, lembaga R&D, technology provider, konsultan, dan pelaku keuangan untuk mempercepat proses transformasi Industri 4.0, membangun jejaring, dan kerjasama dalam akselerasi proses transformasi Industri 4.0 di Indonesia.
Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri Bambang Riznanto menjelaskan, Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 akan berlangsung selama dua hari, 27 – 28 Agustus 2023.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, pengunjung dapat melihat pameran dan konferensi serta menampilkan lebih dari 43 booth dan solusi teknologi terkini serta informasi terkait dukungan teknologi industri 4.0 untuk sustainability.
Pengunjung juga dapat menikmati program lain, di antaranya Silent Conference dengan 10 panel menghadirkan 50 pembicara, Warehouse of Idea dengan menghadirkan 12 pembicara, serta Coaching Clinic yang dilakukan oleh 10 expert leaders di bidang transformasi digital.
“Perhelatan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 merupakan wujud dukungan Kementerian Perindustrian bersama dengan PT Naganaya Indonesia, Asosiasi TIK Nasional, dan Dewan Transformasi Digital (Wantrii) dalam percepatan implementasi Industri 4.0 dan transformasi digital yang mendukung industri inklusif dan berkelanjutan,” jelas Bambang.