Jakarta – PT Alkindo Naratama Tbk (“ALDO”), emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi, melanjutkan tren kinerja yang positif di tahun 2021.
Hingga Semester 1-2021, Perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp669,8 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 28,9% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp519,6 miliar.
Sementara dari sisi laba bersih Perseroan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hingga Juni 2021 juga meningkat mencapai Rp30,1 miliar tumbuh 63,6% dari periode yang sama di tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp18,4 miliar.
Capaian positif ini didorong oleh tren pemakaian kertas coklat oleh berbagai macam industri yang diproduksi oleh PT Eco Paper Indonesia (ECO) yang di akuisisi Perseroan tahun 2019 yang lalu.
Presiden Direktur ALDO, H. Sutanto menyatakan, meskipun masih dibayangi oleh dampak pandemi yang terjadi di semua sektor, kami bersyukur dapat
melanjutkan kinerja yang baik sampai di Semester I-2021.
“Hasil ini tidak lepas dari adanya peningkatan permintaan khususnya kertas coklat oleh corrugater untuk membuat dus atau packaging sebagai bahan baku dari industri packaging, yang mendukung sektor FMCG dan online business,” katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta (2/9).
“Selain itu, capaian ini juga didukung dari strategi pengembangan usaha oleh Perseroan untuk masuk ke pasar tas berbahan baku kertas atau paper bag serta kemasan ke sektor FMCG, food and beverages (F&B), dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan di masa pandemi,” tambah Sutanto.
Hingga Juni 2021, kontribusi terbesar penjualan Perseroan berasal dari segmen Paper yaitu mencapai Rp264,9 miliar, sebesar 40% dari total penjualan Perusahaan. Capaian tersebut meningkat 44,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 (YoY) sebesar Rp183,7 miliar.
Peningkatan signifikan juga dialami oleh segmen Kertas Konversi yang tercatat tumbuh 31,7% menjadi sebesar Rp181,8 miliar dari sebelumnya Rp138,1 miliar YoY. Hasil dari segmen Kertas Konversi tersebut menyumbang 27% dari total penjualan Perseroan.
Sementara itu, selama periode diatas, Perseroan juga memperoleh tambahan penjualan dari anak usaha PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) yang bergerak pada segmen kimia tekstil sebesar Rp111,2 miliar, sedangkan penjualan segmen Polimer dari anak usaha PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) tercatat mengalami peningkatan sebesar 46,3% YoY atau mencapai Rp111,9 miliar.
Sutanto menambahkan untuk menangkap peluang yang ada, saat ini Perseroan tengah memasang untuk mesin kedua untuk untuk Brown Paper Manufacturer (ECO), dan ditargetkan memasukin tahap commissioning pada kuartal III tahun depan.
“Jika sudah terpasang, ditargetkan produksi naik tiga kali lipat menjadi 225.000 ton/per tahun,” katanya.
Prospek positif lainnya juga terdapat pada bisnis anak usaha ALFA yang bergerak pada bisnis water-based polymer, dimana di Semester I tahun ini mencatatkan pertumbuhan terbesar hingga 46% YoY. Hal ini sejalan dengan meningkatnya demand produk-produk furnitur dan mabel di pasar dalam negeri dan luar negeri, terutama di Amerika Serikat.
Untuk menambah nilai Perusahaan, Perseroan juga berencana akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II untuk pembelian saham Swisstex dan ALFA melalui mekanisme pertukaran saham (inbreng) dan tunai dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dengan rencana meningkatkan kepemilikan saham pada Swisstex dan ALFA masing-masing dari 51% menjadi 99%, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan Perseroan.
“Ke depan, kami melihat pertumbuhan bisnis ALDO akan didominasi oleh segmen kertas karena meningkatnya tren belanja online serta food delivery yang mendorong penggunaan packaging yang lebih sustainable serta dukungan dari Pemerintah dalam sisi aturan seperti
larangan penggunaan tas plastik. Selain itu, Perseroan terus melanjutkan peningkatan produksi serta penambangan produk untuk mencapai target kinerja penjualan di akhir tahun 2021 sebesar 30%.” tutup Sutanto