Subang – Anggapan nelayan yang identik dengan masyarakat miskin harus diubah. Terlebih profesi nelayan dikenal akan karakternya yang tangguh dan tak mudah menyerah.
Keberadaan Kementerian BUMN bersama perusahaan BUMN pun siap hadir untuk memberikan dukungan kongkrit agar perjuangan nelayan yang ingin lebih berdaya dan kaya secara ekonomi cepat terwujud.
Hal itu diungkapkan Menteri BUMN, Erick Thohir saat menyambangi kampung nelayan di Blanakan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8).
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir tak hanya melihat kegiatan lelang hasil laut di pusat pelelangan ikan (PPI) yang dikoordinir oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, namun juga menyempatkan berdialog dengan para nelayan.
“Saya mendengar cerita dari pak Dasam, ketua KUD, bagaimana para nelayan disini tetap melaut dan berjuang di era pandemi. Meraka tak berhenti mencari ikan demi memenuhi kebutuhan kita akan sumber protein penting ini. Jadi sudah sepantasnya, kami dan perusahaan BUMN harus mensupport dan mencari solusi atas problem yang dihadapi. Dengan karakter tangguh para nelayan, saya yakin, mereka butuh pendamping agar lebih berdaya dan kaya,” ujar Erick Thohir di Kampung Nelayan, Blanakan, Jawa Barat.
Saat ini, tak kurang dari 3.000 nelayan menggantungkan hidup dalam menjual hasil laut, seperti ikan layur, kembung, layang, dan bawal yang memiliki nilai eknomis tinggi di PPI Blanakan.
Dengan dukungan sekitar 250 kapal berukuran 5 gross tonnage (GT) dan 64 kapal di atas 5 GT, setiap harinya, tergantung musim, tak kurang dari 10 ton hasil laut tersebut mampu dipanen. Bahkan, pada bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November yang merupakan puncak produksi satu hari bisa mencapai 50 ton. KUD yang sudah berusia 54 tahun itu kini memiliki sekitar 600 anggota nelayan.
“Indonesia punya visi “Laut Masa Depan Bangsa”. Hal itu menekankan bahwa laut harus bisa menopang pembangunan nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup bangsa di masa sekarang dan akan datang. Problem nelayan mengenai bahan bakar, dana untuk meningkatkan kapasitas kapal agar hasil tangkap bertambah, pengolahan, atau percepatan pembangunan gudang beku siap dicarikan solusi sehingga mereka merasakan bahwa pemerintah dan BUMN hadir,” lanjut Erick Thohir.
Selain KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, di Kecamatan Blanakan sendiri terdapat dua KUD lain, yakni KUD Mina Karya Baru dan KUD Mina Saluyu.
Saat ini, di PPI Blanakan tengah dibangun gudang beku yang memiliki kapasitas 30 ton.