Garut – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan akan memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba asal Garut dengan membangun Factory Sharing atau Rumah Produksi Bersama di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut, agar kualitas produknya jauh lebih baik,” ucap MenKopUKM Teten Masduki pada acara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut Wisata Explore, dalam rangka HUT Garut ke-210, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu malam (6/5).
Di samping itu, selain Rumah Produksi Bersama, MenKopUKM juga merasa perlu membangun dan meningkatkan kualitas SDM di dalamnya. “Kami akan bekerja sama dengan pihak lain, terutama dengan para desainer produk-produk kulit, agar SDM di sini semakin berkembang,” kata Menteri Teten.
Keyakinan Menteri Teten akan pengembangan produk kulit asli Garut bukan tanpa alasan. MenKopUKM membandingkan dengan brand ternama asal Italia, Gucci, yang sama-sama sudah berumur 100 tahun. Bahkan, keduanya kala itu sama-sama diawali dengan memproduksi sadel kuda.
“Zaman kolonial, perajin kulit Garut juga sudah membuat sadel kuda. Namun, produk Italia mampu berkembang pesat hingga menjadi brand ternama dan mendunia. Sementara Garut baru sebatas produk jaket kulit. Itu pun masih harus dibenahi,” ucap Menteri Teten.
Untuk mendukung hal itu, Menteri Teten berharap Garut mengembangkan lebih banyak lagi event-event besar untuk mempromosikan potensi unggulan daerahnya.
Ia membandingkan dengan Banyuwangi yang memiliki 160 event dalam setahun sehingga menjadikannya sebagai destinasi terbesar kedua setelah Bali yang dikunjungi wisatawan.
“Harus direncanakan dengan matang agar ada event yang masuk kalender nasional, bahkan dunia. Lihat saja di Jember, mereka punya Jember Fashion Carnaval yang telah menjadi event kalender dunia,” kata Menteri Teten.
Terlebih Kabupaten Garut memiliki beberapa potensi wisata dan produk unggulan yang terkenal, seperti wisata alam, komoditas jeruk Garut, dodol Garut, Batik Tulis Garutan, fesyen dan kerajinan kulit Garut, hingga minyak akar wangi. Selain itu, Kabupaten Garut juga memiliki keunggulan di sektor peternakan, yaitu domba Garut.
Bagi Menteri Teten, dengan mengembangkan pariwisata Kabupaten Garut, secara otomatis bakal berdampak pada peningkatan usaha para pelaku UMKM yang ada di wilayah itu.
“Para pelaku UMKM bisa mengembangkan kualitas oleh-oleh khas asal Garut, khususnya dodol dan produk kulit,“ ujar Menteri Teten.
Contohnya Jepang, kata Menteri Teten, yang mampu mengemas oleh-oleh dari negara itu dengan konsep gift atau kado.
“Mereka tidak sekadar menjual makanan dan kerajinan saja. Lebih dari itu, produk mereka memiliki kemasan yang bagus dan unik. Kita harus mengarahkan Garut seperti itu, karena dari situlah kekuatan UMKM bisa dioptimalkan,” kata Menteri Teten.
Sementara Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meyakini tahun ini Factory Sharing produk kulit akan segera berdiri. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas produk UMKM asal Garut, khususnya produk kulit.
“Event ini juga sebagai implementasi dari amanat Presiden Jokowi untuk menumbuhkan perekonomian daerah, khususnya di sektor pariwisata dan UMKM,” kata Helmi.
Bahkan, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani yang turut hadir, menekankan pentingnya untuk menggelar event seperti ini di Garut, Jabar, hingga tingkat nasional.
“Semua pihak harus berkolaborasi dalam mendukung kegiatan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara,” ucap Hariyadi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BPC PHRI Garut H Deden Rochim menyampaikan jika kegiatan PHRI Garut Wisata Explore 2023 bermaksud untuk menjelajahi pariwisata yang ada di Kabupaten Garut. Sebab, kota berjuluk Kota Intan ini memiliki beragam potensi wisata alam mulai dari gunung, laut, lembah, hingga sungai.
“Wisata Explore bersama PHRI ini salah satunya untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Garut. Itu intinya,” ujar Deden.