Klaten – Kinerja industri kecil dan menengah (IKM) sektor logam berkontribusi positif terhadap rantai pasok industri otomotif nasional.
IKM logam merupakan pemasok komponen yang mendukung kinerja industri kendaraan bermotor. Salah satunya adalah Sentra logam Ceper yang beroperasi sebagai IKM pengecoran logam dan menghasilkan beberapa produk, di antaranya manhole, hydrant, komponen kapal, spare part mesin, komponen kereta, komponen alat berat, dan komponen otomotif.
Guna mendukung daya saing IKM logam di Sentra Ceper tersebut, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) menggelar beragam pembinaan untuk mengembangkan kompetensi teknis sumber daya manusia (SDM), penguatan kualitas produk, pendampingan sertifikasi ISO, serta penguatan akses pasar dan kemitraan.
“Ditjen IKMA juga mendorong peningkatan peran IKM di Sentra Logam Ceper dalam rantai pasok industri otomotif nasional, salah satunya melalui kolaborasi program pengembangan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan Koperasi Batur Jaya (KBJ) Ceper,” kata Plt. Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Klaten, Rabu (13/10).
Koperasi Batur Jaya beranggotakan 137 IKM produsen komponen otomotif, komponen mesin pabrik, suku cadang kereta api, manhole, mesin teknologi tepat guna, meja kursi antik, serta berbagai produk dari pengecoran logam (besi baja dan aluminium). Kolaborasi Koperasi Batur Jaya dengan PT.TMMIN sudah terjalin sejak akhir 2016 hingga saat ini.
Reni mengungkapkan program pengembangan sentra IKM melalui kemitraan dengan industri besar bertujuan agar IKM dapat menjadi bagian dari supply chain industri besar sehingga IKM akan mendapatkan kepastian pasar, serta mendorong IKM untuk meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan permintaan pelanggan, baik dari sisi produksi maupun manajemen.
“Dalam kolaborasi tersebut, PT. TMMIN berperan mengasistensi, mendampingi, serta memberikan bantuan mesin kepada Koperasi Batur Jaya. Sehingga, pada awal Januari 2019 lalu, KBJ berhasil memproduksi 200 buah cylinder sleeve dan mengirimkannya kepada supplier PT.TMMIN,” ucap Reni.
Sejauh ini, kata Reni, IKM di Sentra Logam Ceper terbukti mampu melakukan diversifikasi produk logam dengan memproduksi komponen otomotif yang sesuai dengan kebutuhan dan standar supplier PT. TMMIN, sehingga dapat meningkatkan peran dan kontribusinya dalam rantai pasok industri otomotif nasional.
“Dengan perencanaan yang baik serta pelatihan dan pendampingan yang tepat selama lebih dari 2 tahun, IKM di sini akhirnya mampu masuk ke area yang membutuhkan persyaratan tinggi, dari sisi kualitas, produktivitas, teknologi, dan kontinuitas suplai,” tambahnya.
Tak hanya itu, Ditjen IKMA Kemenperin terus berupaya mengembangkan kemampuan teknis IKM logam di Ceper melalui beragam program pembinaan lainnya. Di antaranya pengembangan promosi dan uji coba pasar IKM dengan mengikutsertakan IKM dalam pameran INAMarine (pameran industri maritim) dan melalui program link and match IKM komponen otomotif dengan industri besar.
Selain itu, pengembangan sumber daya manusia atau pelaku IKM dilakukan melalui bimbingan teknis pembuatan blok rem komposit, serta bimbingan teknis diversifikasi produk ferro dan nonferro.
Ditjen IKMA juga menyusun program pengembangan IKM Ceper melalui FGD Sinergi Membangun IKM Logam Ceper.
“Ditjen IKMA akan terus mendukung IKM di Sentra Ceper ini untuk dapat meraih potensi pasar baru, berdaya saing dalam menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing, serta dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional maupun global,” kata Reni.