Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan arahan baru bagi PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) untuk merambah pasar pupuk non-subsidi yang memiliki potensi tumbuh yang sangat besar.
“Kalau kita melihat petanya, market pupuk nonsubsidi terus meningkat sebesar 53 persen. Karena itu dengan strategi besar transformasi BUMN, kita mendorong salah satu perusahaan pupuk, yakni Pupuk Kaltim untuk berdiri tegak di market yang terbuka untuk yang nonsubsidi,” kata Erick dilasir Antara (30/9).
Ditemui di tempat terpisah, Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi turut menanggapi arahan tersebut dengan mengungkapkan kesiapan Pupuk Kaltim.
“Kami siap mengikuti arahan dari pemerintah terkait fokus perusahaan untuk menggarap peluang di pasar non-subsidi. Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas yang besar. Jadi disamping kewajiban untuk memenuhi pupuk subsidi, kita juga siap untuk bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk non subsidi. Bahkan tidak hanya di pasar domestik, kita juga menargetkan peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik,” kata Rahmad.
Perkembangan dan kemajuan dalam pertanian di Indonesia meningkat tajam sehingga kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi.
“Produksi pupuk non subsidi Pupuk Kaltim, khususnya pupuk Urea Daun Buah, menguasai market share yang sangat besar di Indonesia. Sementara pupuk NPK Pelangi menjadi idola petani dalam meningkatkan produksi pangan dan hortikultura serta perkebunan,” terangnya.
Hingga 21 September 2021, untuk distribusi pupuk nonsubsidi dalam negeri, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 800.000 ton Urea Daun Buah atau 72% dari target 1,1 juta ton dan 120.000 ton NPK Pelangi atau 60% dari target 200.000 ton di tahun 2021.
“Dengan jaringan distribusi dan penguasaan wilayah pemasaran, pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim yang memiliki kualitas prima dan berlabel SNI, selalu tersedia guna memenuhi kebutuhan petani dan meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia,” terang Rahmad.
Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, saat ini merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun.
Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik. Pada 2020, 72% dari volume penjualan Urea Pupuk Kaltim menyasar pasar nonsubsidi domestik dan ekspor, dengan terlebih dahulu memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
“Untuk meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, kami menciptakan ekosistem yang membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia melalui program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat). Di dalam program ini kami menggandeng berbagai stakeholders di industri pertanian, mulai dari petani, distributor pupuk dan pestisida, pemerintah daerah, offtaker, hingga lembaga keuangan dan asuransi,” paparnya.
Hingga Agustus 2021, program Makmur Pupuk Kaltim telah dilaksanakan di lahan seluas 9.231 hektar atau sudah mencapai 77% dari total target 12.000 hektar di 2021. Sebanyak 6.535 petani telah merasakan manfaat langsung dari program ini, dengan peningkatan rata-rata produktivitas untuk tanaman padi sebesar 137% dan jagung 145%, serta peningkatan keuntungan yang didapatkan petani rata-rata untuk tanaman padi sebesar 151% dan jagung 145%.
“Dengan dukungan di pasar nonsubsidi dan program Makmur yang terus kami perluas wilayahnya, akan membantu meningkatkan produktivitas petani dan turut mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tutup Rahmad.