Kementerian Perindustrian (Kemenperin) beperan aktif memacu kemampuan industri kecil dan menengah (IKM) agar lebih efisien, berkualitas dan berdaya saing. Sektor IKM mempunyai peran yang cukup strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional pada era pandemi saat ini.
“Berbagai permasalahan yang dihadapi IKM sekarang, tidak hanya sebatas pada kebutuhan pemasaran produk, akan tetapi kebutuhan peningkatan penguasaan teknologi industri untuk menghasilkan produk yang memenuhi standard, berkualitas dan mampu bersaing di pasar,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (22/11).
Oleh karena itu, para pelaku IKM di tanah air perlu memanfaatkan teknologi modern dalam proses produksinya. Hal ini sejalan dengan implementasi pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Selain itu, penggunaan digitalisasi dapat mendukung upaya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri,” jelas Menperin Agus.
Salah satu potensi sumber daya alam yang perlu dioptimalkan lebih dalam hilirisasi, yaitu karet alam. Indonesia adalah penghasil karet alam terbesar kedua di dunia, sehingga beperan penting memasok kebutuhan pasar ekspor.
“Geliat hilirisasi industri barang karet berbasis karet alam pada sektor IKM masih perlu ditingkatkan dari sisi jumlah maupun kualitasnya,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi.
Menurut Kepala BSKJI, guna mewujudkan upaya tersebut, pihaknya memiliki program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi (DAPATI).
Program strategis ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaku IKM yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dalam upaya penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas produknya agar bisa berdaya saing, termasuk IKM pangan maupun non-pangan.
“Dalam program DAPATI, kami mendorong IKM dalam penerapan optimalisasi teknologi, desain rancang dan rekayasa proses serta diversifikasi inovasi produk sehingga IKM dapat mendorong laju hilirisasi komoditas unggulan daerah, seperti karet alam,” papar Doddy.
Langkah ini selaras dengan kebijakan substitusi impor, hilirisasi komoditas unggulan, dan optimalisasi tingkat kandungan dalam negeri.
Salah satu unit kerja di bawah binaan BSKJI Kemenperin yang punya tugas utama dalam pengembangan produk barang karet, yakni Baristand Industri Palembang. Unit kerja ini telah berkontribusi aktif pada penumbuhan industri barang karet melalui transfer teknologi, peningkatan kompetensi SDM, asistensi produksi dan penjaminan produk di beberapa rintisan pabrik barang karet.
“Baristand Industri Palembang mendukung tumbuhnya ekosistem industri dan sinergi para stakeholders dalam mendorong tumbuhnya industri hilir karet di Indonesia khususnya Provinsi Jambi,” ujar Doddy.
Melalui program DAPATI, menurutnya, akan dapat membantu pemerintah daerah secara langsung dalam pembinaan dan pengembangan IKM dalam pengembangan hilirisasi komoditas unggulan daerah seperti karet alam.
Kepala Baristand Industri Palembang, Syamdian menyampaikan, penumbuhan sektor IKM barang karet berbasis karet alam pada level petani karet mempunyai tantangan tersendiri apabila dibandingkan dengan IKM pangan.
“Permodalan alat dan mesin pengolahan Bahan Olah Karet (bokar) karet alam cukup besar yang terkadang tidak bisa ditanggung sendiri oleh IKM, kelompok tani maupun KUD,” imbuhnya.
Bentuk ekosistem inovasi
Oleh karena itu, Baristand Industri Palembang memfasilitasi terbentuknya ekosistem inovasi industri yang solutif bagi IKM barang karet di KUD Sekawan Tani, Desa Sungai Merah, Kabupaten Sarolangun.
Program kegiatan difokuskan pada optimalisasi transfer teknologi untuk efisiensi produksi, peningkatan kualitas produk sandal karet dan karpet karet agar dapat dipasarkan di wilayah Jambi dan sekitarnya.
“Pelaksanaan pendampingan IKM dapat dijadikan sebagai katalis terbentuknya ekosistem inovasi industri karet alam yang solid antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, dan kedepannya Baristand Industri Palembang akan bekerjasama dengan stakeholders lainnya agar ekosistem industrinya lebih solid dan dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi UMKM maupun masyarakat secara langsung,” papar Syamdian.
Selanjutnya, Baristand Industri Palembang siap menjadi partner technology provider, product development sekaligus quality assurance dalam pembinaan IKM khususnya karet di Provinsi Jambi.
Program DAPATI juga dapat dijadikan sebagai instrumen utama dalam pembinaan IKM berbasis hilirisasi komoditas unggulan untuk wilayah kabupaten dengan penguasaan teknologi yang masih rendah.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Agus Sunarya menyatakan, pihaknnya merasa bangga karena saat ini produk sandal dan karpet karet sudah mulai dipasarkan dan masuk pada etalase Dekranasda provinsi Jambi.
“Keberhasilan pengembangan produk karet berbasis bokar karet ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk produk lateks alam juga misal lateks pekat, lem karet dan sarung tangan. Program DAPATI tentunya juga dapat memberikan konsultansi peningkatan kualitas kopi di Kerinci, Merangin, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, sehingga bisa masuk pada tata niaga global,” ungkap Agus.
Sementara itu, Dwiki selaku Staf Pengembangan UMKM Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi menyampaikan bahwa program DAPATI membantu dalam melakukan assessment kelayakan pembinaan UMKM terutama dari sisi penguasaan teknologi produksi dan kualitas produk barang karet.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sarolangun, Trianto menyampaikan bahwa hasil produk karet di KUD Sekawan Tani saat ini dapat dikembangkan untuk barang karet lain, mengingat potensi karet alam yang cukup banyak.
“Melihat peluang pasar di wilayah Sarolangun, tentunya kompon ban vulkanisir, UMKM ban vulkanisir, dan barang karet rumah tangga lain akan sangat feasible untuk dikembangkan,” ujar Trianto.
Menurutnya, role model dalam ekosistem pengembangan produk karet di KUD Sekawan Tani tersebut akan dilanjutkan untuk peningkatan kualitas dan standar produk Kopi Bukit Tempurung dan hilirisasi produk lemon untuk mengoptimalkan nilai tambah.