Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) terus menumbuhkan wirausaha baru, termasuk di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur.
Selain itu, program penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar, dan wilayah pascabencana, serta program penumbuhan wirausaha yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain.
“Program penumbuhan dan pengembangan WUB ini ditujukan bagi wirausaha yang baru merintis, maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik jenjang menjadi industri menengah atau industri besar,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta (3/1).
Sepanjang 2023, Ditjen IKMA telah melatih sebanyak 28.802 WUB IKM. Dari angka tersebut, Ditjen IKMA telah memfasilitasi legalitas usaha bagi 6.744 WUB IKM.
Sementara itu, melalui program Santripreneur, tercatat sebanyak 150 santri dari enam pondok pesantren yang telah menerima bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan atau alat produksi.
“Sehingga total santri yang dibina sejak tahun 2013 hingga saat ini sebanyak 10.924 santri dari 101 pondok pesantren,” ungkap Reni.
Reni juga mengungkapkan, Ditjen IKMA tak henti mendorong wirausaha yang telah menjalankan bisnisnya agar terus berkembang melalui program akselerasi bisnis teknologi.
Sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, setiap tahun Ditjen IKMA melakukan penguatan dan pengembangan bisnis IKM start up, yaitu IKM yang mengedepankan inovasi produk dan pemanfaatan teknologi dalam proses bisnis mereka.
“Hingga Desember 2023, Ditjen IKMA telah memfasilitasi pengembangan IKM start up berbasis teknologi sebanyak 71 IKM, melalui program Indonesia Food Innovation, Indonesia Fashion and Craft Award, Startup4industry, Creative Business Incubator dan Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki,” sebut Reni.
Bahkan, Ditjen IKMA berhasil mengkurasi sebanyak 2.153 IKM pangan yang terdaftar melalui program Indonesia Food Innovation 2023, dan menetapkan 40 peserta terpilih untuk mengikuti food camp selama satu bulan, demi peningkatan kapabilitas menuju IKM pangan modern.
Selain itu, Ditjen IKMA Kemenperin memberikan dana bantuan pemerintah untuk proyek implementasi teknologi senilai total Rp800 juta kepada 20 IKM start up. Selain akses pendanaan, Startup4industry juga memberikan akses kemudahan bahan baku bagi startup yang bergerak di bidang IoT melalui perjanjian kerja sama dengan PT. Advantech International dan PT. Eforel Cipta Utama.
Terdapat lima pemenang program Startup4industry dengan beragam produk inovasi yang paling berdampak bagi industri.
Sementara itu, Ditjen IKMA turut melakukan pembinaan kepada IKM sektor fesyen dan kriya melalui Indonesia Fashion and Craft Award (IFCA) dan Creative Business Incubator (CBI).
Sebanyak 13 nominator IFCA masuk ke tahap final dan mendapatkan pendampingan oleh mentor sesuai dengan bidang masing-masing. Selanjutnya, terpilih tiga pelaku usaha terbaik di masing-masing kategori sebagai pemenang.
Ditjen IKMA juga melaksanakan coaching terhadap 27 tenant CBI tahun 2022 yang berdampak pada meningkatnya kapasitas produksi dan skala bisnis tenant peserta CBI.
Melalui program Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki yang dilaksanakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), Ditjen IKMA juga telah melahirkan empat tenant industri alas kaki dan kulit setelah melewati proses pendampingan baik dari segi manajemen maupun kompetensi teknis.
“Melalui berbagai fasilitasi dari program di atas, IKM peserta berhasil menaikkan omset dan memperluas potensi pasar, baik nasional maupun ekspor. Penerapan teknologi dapat membantu menekan biaya operasional sehingga peningkatan produktivitas dan efisiensi proses produksi dapat dicapai oleh IKM,” papar Reni.
Berikutnya, para pemenang program pengembangan IKM start up berbasis teknologi ini diumumkan melalui penganugerahan penghargaan dalam gelaran “Gebyar IKMA” pada 12-17 Desember 2023 di Jakarta. Selain penganugerahaan penghargaan, Ditjen IKMA juga menyelenggarakan pameran yang diikuti oleh nominator dan alumni program IFI, IFCA, startup4industry, dan CBI.
Reni menyampaikan, berdasarkan hasil survei kepuasan pada peserta Gebyar IKMA, sebagian besar IKM mengaku mendapatkan manfaat dari rangkaian kegiatan Gebyar IKMA, baik dari segi promosi, maupun sebagai ajang bagi pelaku usaha untuk mempelajari produk IKM lain sehingga dapat menjadi inspirasi bisnis kedepannya.
“Mempertimbangkan hal tersebut maka tahun 2024 Ditjen IKMA akan melaksanakan kembali Gebyar IKMA sebagai apresiasi kepada mereka,” tegas Reni.